TEMPO Interaktif, Morotai - Artis senior Christine Hakim kini lagi sibuk mengubek-ubek Pulau Morotai, Maluku Utara. Apa yang dilakukan perempuan cantik ini semata demi menelusuri jejak Jendral Douglas MacArthur, Panglima Amerika Serikat di Asia Pasifik pada Perang Dunia II.
Bersama sejumlah saksi mata pendaratan tentara sekutu di Morotai, Selasa 28 Juni 2011, Christine menelusuri dua pulau, yaitu Dodola Kecil dan Dodola Besar. Napak tilas ini demi riset film dokumenter The Beauty of Morotai yang diproduserinya.
Seperti dilaporkan Antara, Christine beruntung kali ini bisa berjalan-jalan di pulau berpasir putih itu. Soalnya, perairan di dua pulau itu sedang surut ketika Christine dan kru pembuat film itu berada di sana.
Pulau Dodola Besar adalah tempat yang biasa dipakai MacArthur untuk beristirahat di sela-sela mengendalikan pasukan Sekutu pada paruh kedua Perang Dunia II.
Di pulau itu kini masih bermukim para penduduk asli yang di antaranya menjadi saksi mata pendaratan tentara sekutu di Morotai. Mereka juga menyaksikan bagaimana Sekutu melumat Jepang di Pasifik.
Para saksi mata itu antara lain Hj Mastura Ahsan yang saat itu jadi juru masak pasukan Sekutu dan Muhammad Yaman yang juga veteran.
Menurut Yaman, sekutu mendarat di Morotai pada 1945. Saat itu, usianya baru 18 tahun." Kapal-kapal perang Angkatan Laut AS mendaratkan pasukan di Pitoe Strip," kata Yaman. "Itu di Desa Wawama. Sekarang masuk Kecamatan Daruba yang jadi ibu kota Kabupaten Morotai itu."
Kapal-kapal itu, kata Yaman, berlabuh agak di tengah laut. "Mereka mengawal kapal perang yang mendarat di Pitoe Strip," ujarnya lagi. "Kapal itu menurunkan ribuan pasukan dan kendaraan lapis baja lainnya."
Saat itu, tutur Yaman, pasukan sekutu memangkas ribuan tanaman kelapa milik warga. "Kayu-kayunya dijadikan landasan bagi kendaraan lapis baja untuk mendarat."
Christine menuturkan napak tilas ini dilakukannya untuk riset sekaligus meminta izin dan dukungan dari warga Morotai.
WDA | ANT