TEMPO Interaktif, Padang - Sastrawan Wisran Hadi, 66 tahun, yang melahirkan sejumlah naskah drama, novel, dan cerita pendek (cerpen) meninggal dunia di rumahnya Jalan Gelugur Blok H, No. 2, Wisma Indah II Lapai, Padang, Selasa (28/6) pukul0 7.30 WIB akibat serangan jantung.
Yusrizal KW, sastrawan dan wartawan yang dekat dengan Wisran Hadi mendapatkan kabar itu dari Raudha Thaib, istri Wisran. Dari cerita Raudha yang disapa Upik, kata Yusrizal, Wisran terkena serangan jantung saat sedang mengetik. "Sambil menunggu dokter, Bu Upik memberi obat jantung yang tersedia, namun napasnya sudah tersengal-sengal dan tak tertolong lagi,” kata Yusrizal di rumah duka.
Walau punya riwayat penyakit jantung, ia melanjutkan, sahabatnya itu diketahui tetap aktif di teater dan menulis. Bahkan Yusrizal baru menerima naskah kumpulan esai pilihan Wisran yang dimuat di surat kabar yang akan dibukukan Yayasan Citra Budaya, penerbit pimpinan Yusrizal KW. “Naskahnya baru dia serahkan dalam CD 10 hari lalu, itulah terakhir kalinya saya ngobrol dan bertemu Pak Wis,“ kata Yusrizal.
Wisran Hadi lahir di Padang, 27 Juli 1945. Selain menulis dan melatih teater, ia dosen tamu di Fakultas Sastra Universitas Andalas. Istrinya, Profesor Raudha Taib adalah keluarga pewaris Kerajaan Pagaruyung.
Seperti AA Navis, Wisran adalah sastrawan Sumatera Barat yang membuktikan untuk terkenal dan menjadi sastrawan kaliber nasional bisa dari daerah. Sejak tamat dari ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) Yogyakarta pada 1969 ia kembali ke Padang, menulis dan memimpin grup teater, terakhir grup teater Bumi Teater.
Wisran pernah mengikuti International Writing Program di Iowa University, Iowa, Amerika Serikat pada 1977. Setahun kemudian melakukan observasi teater modern Amerika dan 1987, juga melakukan observasi teater modern Amerika dan Jepang. Penghargaan tertinggi yang diraih Wisran adalah South East Asia (SEA) Write Award 2000 dari Kerajaan Thailand.
Dalam penulisan naskah drama, 12 naskah dramanya memenangkan sayembara Penulisan Naskah Sandiwara Indonesia oleh Dewan Kesenian Jakarta 1997 hingga 1985 dan 1998. Ketekunan dan kiprah Wisran di bidang teater sejak mendirikan Teater Bumi pada 1976 diakui secara nasional. Pada Desember 2010 ia mendapat penghargaan dari Anugerah Federasi Teather Indonesia (FTI). Wisran penerima FTI Award ke-10 setelah seniman teater terkenal lainnya seperti Putu Wijaya dan WS Rendra.
Di bidang prosa, Wisran piawai menulis novel dan puisi. Buku novelnya Tamu dan Orang-Orang Blanti. Jenazah Wisran Hadi akan dikebumikan di Pekuburan Keluarga di Padang sore ini.
FEBRIANTI