TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Sebuah komunitas pencinta tato asal Yogyakarta, Java Tatto Club Indonesia, berencana menggelar festival tato istimewa selama dua hari di Jogja Nasional Museum, akhir pekan ini.
Sebanyak 65 seniman dan 46 studio tato dari Indonesia dijadwalkan akan ambil bagian pada festival yang digelar pada 1-2 Juli 2011 itu. “Kebanyakan artis tato itu berasal dari Bali, Semarang, dan Jakarta,” kata Ketua Festival, Yudhistira, Senin, 27 Juni 2011, siang.
Peserta festival akan memperebutkan gelar pemenang dalam sepuluh kategori yang diperlombakan. Di antaranya adalah oriental, tribal, realis, new school, old school, hingga fauna, dan religi. Selain itu, ada juga tato bertema fantasi yang diperlombakan. Tema ini merupakan gambar tato bergenre fiksi yang bentuknya jauh dari realitas.
Menurut Yudhis, ada tiga orang yang bertindak sebagai juri dalam festival. Mereka berasal dari bermacam-macam profesi dan latar belakang pendidikan. “Dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta, kurator lukisan, dan anggota komunitas tato,” kata dia tanpa mau memperinci nama-nama mereka. “Namanya masih dirahasiakan,” lanjut dia setengah bercanda.
Pembukaan festival sendiri akan dimeriahkan oleh sepuluh seniman tato yang sukarela menato lambang keraton Yogyakarta di badan sejumlah sukarelawan. Saat ini, sebanyak 25 orang sukarelawan telah menyatakan kesediaannya untuk ditato badannya dengan lambang keraton yang biasa disebut dengan Haba itu. “Jadi, 15 masuk waiting list,” kata Yudhis.
Ketua Java Tatto Club Indonesia Sapto Raharjo mengatakan bahwa sudah sejak lama lambang keraton diminati pecinta tato. Mereka menato Haba di badannya sebagai ekspresi kecintaan pada Yogyakarta. "Tato dengan bentuk itu sekaligus telah menjadi semacam "suvenir" bagi orang yang datang ke Yogyakarta,” kata dia.
Perkembangan komunitas artis tato di Yogyakarta dianggap cukup bagus. Java Tatto misalnya, komunitas yang didirikan pada 1997 ini tak hanya menjadi komunitas seniman tato saja, melainkan juga kolektor tato (orang yang bertato) dan orang yang menggemari tato.
ANANG ZAKARIA