TEMPO Interaktif, Pekanbaru - Sengatan mentari siang di tengah Lapangan Labersa, Pekanbaru, Riau, tak menyurutkan ribuan penonton untuk menikmati pertunjukan. Semakin siang, animo penonton justru kian bertambah. Ribuan penikmat musik di Kota Minyak ini berkumpul untuk menjadi saksi kembalinya perhelatan musik akbar "Soundrenaline: Make Yourself Heard", pada Sabtu, 25 Juni 2011 lalu.
Setelah setahun absen, ajang musik garapan Brand A kembali digelar untuk kesembilan kalinya. Kali ini, Kota Pekanbaru sebagai perwakilan Sumatera yang menjadi tuan rumah. Cukup merogoh kocek Rp 25 ribu, penonton dapat menikmati suguhan musik dari puluhan band papan atas sesuai dengan selera hingga larut malam.
Setahun absen, agaknya Soundrenaline hadir tak sekadar menyuguhkan band-band populer. Justru Brand A mendebut band bentukan baru bertajuk A Project, yang boleh dibilang konsepnya mirip The Dance Company. Komposisinya terlihat lebih meriah dengan digawangi Badai Kerispatih pada keyboard, Magi /rif sebagai penggebuk drum, Once menggawangi vokal, Yuke mencabik bas, Irfan Samson pada gitar, dan Ari Lasso sebagai vokalis.
"Proyek band ini membutuhkan kedewasaan yang luar biasa dari tiap personel. Mengingat masing-masing tumbuh dari genre berbeda, terkadang ego masih terlihat. Namun, kami berusaha membuat penampilan semakin klop," jelas Badai. Memang band ini belum menggarap lagu baru sebagai identitas A Project. "Kami masih membawakan lagu band masing-masing untuk kemudian diaransemen ulang versi A project," ujarnya.
Grup band ini sebelumnya disiapkan untuk memeriahkan pergelaran musik tahunan "As You Like It" atau AYLI. Tak mengherankan jika band ini juga dikenal dengan sebutan AYLI Project. "Kami, para personel, tidak menutup diri jika garapan ini ingin lebih diseriuskan lagi," ucap Magi.
Sebagai tuan rumah, ada jagoan Pekanbaru yang berhasil duduk sejajar di pasar mainstream, yakni Geisha dan Lyla. Geisha, yang kini turut menjadi "anak emas" Musica Studio, mendapat jatah manggung di panggung utama paling besar. Di panggung lain, Lyla bersiap menggebrak bersama D'bagindas, Netral, Naif, dan J-Rock. Selain itu, terdapat panggung yang ukurannya lebih mini, yang diisi oleh Alexa, Ello, dan Ray d'Sky. Sementara, tahun lalu ada empat panggung utama, kali ini Soundrenaline hanya menyuguhkan tiga panggung utama. Tak hanya melibatkan para musisi, acara ini juga melibatkan 286 orang pelaku industri kreatif.
Sudah sejak 2009, ajang musik yang pernah menghadiahi J-Rock rekaman di Abbey Road, London, Inggris, pada 2008 ini hanya memfokuskan diri pada satu kota besar. "Walau hanya satu kota, kami juga melakukan Road to Soundrenaline Live Selection di 10 kota," katanya. Setelah hanya merengkuh penonton 25 ribu orang di Bali, Brand A sempat meniadakannya pada 2010. Menurunnya animo penonton saat itu, terutama bila dibanding 2008 yang mencapai 60 ribu penonton, kian memperkuat kabar bahwa ajang musik itu bakal segera berakhir.
"Setahun lalu kami mengadakan evaluasi untuk mencari yang terbaik. Akhirnya, keputusan tetap jatuh pada konser ini," ujar Livia Yosetya, Brand Manager A Mild. Diakui Livia, adanya beberapa pengurangan panggung dan musisi semata-mata karena terbentur lokasi. Perihal besarnya target penonton kali ini pun Livia berkilah enggan mematok angka. "Kami tak pernah memberikan target saklek untuk urusan ini," katanya.
AGUSLIA HIDAYAH