TEMPO Interaktif, Jakarta - Aktor kawakan Hollywod, Richard Tiffany Gere atau yang akrab disapa Richard Gere, berkunjung ke Yogyakarta dan Magelang dalam waktu dua hari. Tiba di Yogyakarta pada Minggu kemarin, aktor pemenang Oscar dan terkenal lewat penampilannya di Pretty Woman, Runaway Bride, dan An Officer and A Gentleman itu langsung meluncur ke Magelang. Di Magelang, ia mengunjungi Candi Borobudur.
Kunjungannya ke Borobudur ini tak sekadar untuk wisata, tapi lebih pada perjalanan ritualnya. Ya, Richard Gere memang kita kenal menjadi salah satu selebritas dunia yang menganut ajaran Buddha. "Perjalanan ke Borobudur ini penting bagi saya untuk lebih tahu apa saja yang ada kaitannya dengan guru saya (Dalai Lama) dan penting bagi studi saya pribadi," kata Richard Gere begitu tiba di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Ahad, 26 Juni 2011. Richard Gere adalah pengikut aktif Dalai Lama, guru besar Buddha asal Tibet.
Ketertarikannya pada ajaran Buddha ini berawal pada tahun 1978. Saat itu, Gere berwisata ke negara Nepal dan berjumpa dengan orang-orang Tibet. Di sana, ia berbincang dengan para biarawan dan Dalai Lama tentang sejumlah hal. Rupanya, kunjungan ke Tibet ini membekas pada dirinya.
Sekitar 1982-1983, Gere pun memutuskan untuk menjadi murid Dalai Lama. Sejak saat itu, Gere mengaku bisa dua hingga tiga kali dalam setahun pergi ke Tibet.
"Ketika saya berada di sana (Tibet), saya sangat bahagia. Rakyat Tibet dapat memberikan pencahayaan kepada saya. Kesucian mereka (Dalai Lama) dapat membangkitkan cinta dan rasa empati serta rasa untuk berbagi dengan sesama," kata Gere mengungkapkan alasannya jatuh hati pada ajaran Sidharta Gautama itu. Menurut Gere, ajaran-ajaran Buddha sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Gere juga mengungkapkan kekagumannya pada Dalai Lama. Dia, kata Gere, adalah sosok manusia yang paling sederhana dan kompleks. "Beliau mempunyai hati dan pikiran yang luar biasa yang sanggup membawa masing-masing dari kita memasuki level keberadaan diri kita sendiri," kata Gere suatu ketika.
Gere mengaku bahwa ajaran-ajaran yang diperolehnya di Tibet itu sangat berpengaruh pada kehidupannya sebagai seorang aktor. Gere yang juga seorang produser, sangat mengerti akan kekuatan film yang dapat mengubah persepsi masyarakat.
Menurut Gere, saat belajar di Tibet itu, dirinya banyak mendapat hal baru. Di Tibet, kata Gere, banyak terdapat pelatihan pikiran, permainan logika, dan pencarian akan realitas itu sendiri. Semuanya, kata dia, dilakukan dengan menggunakan bahasa dan logika murni bersamaan dengan berbagai variasi teknik meditasi.
PELBAGAI SUMBER | FAJAR