TEMPO Interaktif, Jakarta - Ahmad Dhani diangkat sebagai ikon sebuah program musik digital dunia maya, Souniq. Meski mengaku kurang menguasai dunia digital, mantan suami Maia Estianty ini menilai adanya program musik digital ini bisa membangkitkan pasar industri musik yang kini sedang tertatih-tatih.
"Saya senang setengah mati dan menyambut baik platform ini," kata Dhani di jumpa pers Souniq di Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Juni 2011.
Sebagai musisi, Dhani mengenal industri digital sebatas di angka penjualan ring back tone sebuah lagu. Adapun, detail teknologinya, ia mengaku tergolong awam. "Saya terus terang tidak memahami dunia digital. Saya tahu sekadar saja seperti RBT masuk berapa. Detailnya saya enggak tahu," kata Dhani.
Souniq adalah semacam program 4Share atau I-Tune yang memungkinkan penggunanya mengunduh sebuah lagu di internet. Ia diklaim sebagai produk lokal yang berniat bersaing dengan produk global industri musik digital.
Dhani mengatakan keberadaan Souniq bersaing dengan program-program lain yang lebih dulu mapan punya peluang besar. Ia memperkirakan 80 persen pencinta musik dari Indonesia merupakan penggemar lagu-lagu download. "10 sampai 20 persen penggemar yang cari CD," tuturnya.
Selain itu, ujar Dhani, dengan program ini pundi-pundi tabungan para musisi juga bisa dipertahankan dari gerusan berbagai pembajakan. "Jadi, saya garis bawahi ada dua pasar besar, pengunduh musik dan penikmat CD," ujar Dhani.
MUSTHOLIH