Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Reinkarnasi Kesatria Terakota  

image-gnews
Pameran tunggal seniman China Cai Zhisong di Museum Nasional, Jakarta.  (20/06/11) TEMPO/ JACKY RACHMANSYAH.
Pameran tunggal seniman China Cai Zhisong di Museum Nasional, Jakarta. (20/06/11) TEMPO/ JACKY RACHMANSYAH.
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Di makam Kaisar Tiongkok Qin Shi Huang, pemimpin dinasti periode 221-210 Sebelum Masehi, berdiri berjejer ribuan patung prajurit. Patung kuda-kuda perang ikut menemani mereka. Dari sekitar 8.000 patung itu, tak satu pun yang sama. Masing-masing memiliki bentuk pakaian, mimik wajah, model rambut, dan senjata berbeda. Patung yang tubuhnya paling tinggi diperkirakan berpangkat jenderal.

Inilah yang mengilhami pematung asal Cina, Cai Zhisong, dalam pameran tunggalnya yang digelar di Museum Nasional, Jakarta, pada 17-26 Juni 2011. Dalam pameran ini, Zhisong membagi karya-karya patungnya itu dalam empat seri, yakni "Custom to Motherland", "Ode to Motherland", "Refinement to Motherland", dan "Rose". Tak kurang dari 30 karya patung dan lukisan dipamerkan di sana.

Ketertarikan Zhisong pada karakter kesatria terakota terlihat kental pada seri “Ode to Motherland”. Ia membuat patung dengan ukuran besar yang dibentuk dengan gerakan berbeda secara berseri. Sentuhan kekunoan terlihat pada model rambut yang dibuntal ke kanan dan karakteristik wajah. Namun sisipan kontemporer dengan “menelanjangi” patung menghadirkan maksud terselubung tentang keinginan untuk “bebas”. Agaknya Zhisong berusaha melepas belenggu patung-patung kesatria, yang biasanya berbaju perang dengan pangkat sebagai simbol martabat.

Dalam gerakan patung yang dipilihnya pun tertuang simbol pergerakan manusia modern. Zhisong ingin mengaduknya sebagai petunjuk yang lebih luas tentang semangat para kesatria kuno. Sementara di makam mereka hanya berdiri tegap dan diam atau menunggang kuda, pada karya Zhisong justru ada yang membungkuk, berjalan, dan beberapa di antaranya seolah sedang melakukan gerakan senam. Sekilas karya ini terlihat realistis, tapi tetap bercita rasa abstraksi yang kuat.
Lain lagi dengan patung bertajuk Ode to Motherland No. 3. Zhisong memadukan instalasi dan patung. Sebuah kepala tersembul dari tembok putih di atas pola pelat tembaga berbentuk baju Cina kuno.

Seri “Custom to Motherland” menyajikan pemandangan seni yang keluar dari konteks para prajurit tersebut. Dua patung perempuan Cina dengan kimono tradisional tampak lebih besar dan berbobot. Dengan kepala membungkuk, raut wajahnya digurat diam dan bersahaja. Pada karya ini, Zhisong hendak mengembalikan esensi ekspresi kuno yang sebenarnya menyimpan kesederhanaan, tapi dengan kepercayaan diri kuat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seri "Refinement to Motherland" tampil dengan versi lebih sedikit. Karya-karya yang masuk kelompok ini menyuguhkan hal-hal di luar bentuk manusia. Zhisong membuat benda-benda yang menjadi penunjang kehidupan manusia, tapi bukan kebutuhan yang pokok. Pada karya nomor dua, misalnya, Zhisong menyuguhkan patung gulungan kerai dan sebuah kerai yang dijejer.

Seri “Rose” menjadi karya yang paling berbeda di antara kesatria terakota. Inilah karya yang paling anyar Zhisong. Dia mengukir bunga mawar dalam beragam ukuran. Dengan bingkai besar, menggunakan bahan perunggu, dia mengukir kelopak-kelopak mawar membentuk setangkai kuncup mawar dalam pot berkaki bundar. Bagi sang pematung, mawar merupakan perwujudan cinta dan menghancurkan “racun-racun” hati.

AGUSLIA HIDAYAH


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

5 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

12 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.