TEMPO Interaktif, Surakarta - Mengambil momen liburan sekolah, perusahaan daerah Taman Satwa Taru Jurug mengadakan festival Gesang pada 12 dan 19 Juni 2011. Direktur Utama Taman Jurug Lilik Kristianto mengatakan festival Gesang bertujuan memberikan hiburan berupa seni dan budaya kepada setiap pengunjung yang datang.
Dalam festival Gesang ditampilkan kirab kesenian, pertunjukan barongsai, reog, tari macan putih, tari, dan musik keroncong. “Semuanya berasal dari masyarakat di sekitar Jurug yang memang ingin berpartisipasi untuk meramaikan Jurug,” katanya kepada wartawan, Minggu, 19 Juni 2011.
Penamaan Festival Gesang untuk menandai satu tahun kematian seniman keroncong legendaris asal Surakarta, Gesang Martohartono. “Nama Gesang berarti hidup. Kami ingin agar Gesang dapat tetap hidup di benak masyarakat, dan begitu pula Taman Jurug,” ujarnya.
Festival Gesang sekaligus menandai titik balik kebangkitan Taman Jurug, yang sebelumnya terkesan tidak terawat. Setelah berubah menjadi perusahaan daerah, perlahan Jurug mulai menata kembali di segi manajemen dan perawatan binatang.
Lilik menyebut sejak dipegang perusahaan daerah pada Maret, jumlah pengunjung terus meningkat. Hingga puncaknya sepanjang Mei menembus 28 ribu pengunjung. “Angka itu lebih banyak 30 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya,” tuturnya.
Tanda-tanda kebangkitan Jurug selain terlihat dari jumlah pengunjung, juga dari rencana revitalisasi Jurug secara besar-besaran. Revitalisasi meliputi sisi konservasi, wisata, dan bisnis dengan melibatkan investor.
Pihaknya sudah membuka pendaftaran lelang untuk investasi di Jurug pada 15 Juni lalu, dengan batas terakhir 25 Juni. Lilik mengatakan nilai investasi yang diharapkan adalah Rp 108 miliar hingga Rp 110 miliar. “Kami berharap minimal ada lima investor yang mengikuti proses lelang,” katanya.
Salah seorang pengunjung, Endang Lestari, meminta Taman Jurug terus dibenahi. “Agar makin nyaman dikunjungi,” ucapnya. Dia mencontohkan festival Gesang seperti yang saat ini diselenggarakan dapat dilaksanakan di waktu-waktu lainnya. “Jadi makin ramai dan di Jurug tidak hanya melihat koleksi binatang, tapi juga kesenian budaya,” ucap warga Kartasura ini.
Liliek menyatakan acara-acara untuk meramaikan Jurug akan terus digelar dan tidak terbatas seni budaya. Misalnya Juli mendatang ada lomba memancing dan parade fun bike.
UKKY PRIMARTANTYO