TEMPO Interaktif, Makassar - Penyair senior Sapardi Djoko Damono menilai orang Makassar tidaklah kasar. Citra anak Makassar selalu tawuran hanyalah efek dari pemberitaan dari media massa. Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia itu menyampaikan hal ini saat berdiskusi bersama sejumlah komunitas kreativitas di Museum Kota Makassar, yang merupakan rangkaian acara Makassar International Writers Festival, pada Selasa, 14 Juni 2011.
Berita kekerasan itu bahkan pernah mengilhami Sapardi untuk menulis kumpulan sajak "Ayat-ayat Api" (Pustaka Firdaus, 2000). Saat itu ia membaca berita di suratkabar di tahun 1996 tentang seorang mahasiswi yang terbunuh di Makassar. "Saat itu saya sangat marah," ujarnya. Kemarahannya itulah yang ia wujudkan ke dalam sajaknya.
Baca Juga:
Makassar International Writers Festival adalah festival pengarang tingkat dunia pertama di kota itu. Festival ini akan berlangsung selama 13-17 Juni 2011. Sejumlah pengarang dari luar negeri akan hadir di sini, seperti Rodaan Al Galiidi dari Irak, Maaza Megiste dari Ethiopia, Abeer Soliman dari Mesir, dan Gunduz Vassaf dari Turki. Selain Sapardi, sastrawan Indonesia yang akan hadir adalah Hendragunawan S. Tayf, Erni Aladjai, dan Hamran Sunu.
KAMILIA