TEMPO Interaktif, Denpasar - Sebanyak 34 video dokumenter turut bersaing di ajang kompetisi Festival Film Dokumenter Bali 2011. Karya-karya itu berasal dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
"Ini melebihi target, yang hanya 20 karya," kata koordinator panitia, Agung Bawantara, pada Selasa, 14 Juni 2011. Target tersebut berdasarkan jumlah karya yang masuk pada acara yang sama tahun lalu, yakni 14 karya.
Tingginya animo para pembuat film dokumenter untuk menyertakan karyanya dalam festival ini, menurut Agung, juga karena melihat nama-nama penting yang menjadi dewan juri. Anggota dewan juri festival ini memang terdiri dari nama-nama beken, yakni Dr. Lawrence Blair, Slamet Rahardjo Djarot, Rio Helmi, Prof. Dr. I Wayan Dibia, dan Hadiartomo.
Lawrence Blair adalah antropolog yang menggeluti film dokumenter sejak awal 1970-an. Dialah salah satu orang yang banyak memperkenalkan Bali dan Indonesia ke seluruh dunia. Karya pentingnya adalah Ring of Fire. Film ini meraih Emmy Award, sebuah penghargaan bergengsi di dunia pertelevisian Amerika Serikat, sebagai film dokumenter terbaik. Pada tahun 1989, film ini juga memenangkan National Educational Film and Video Festival Silver Apple Awards.
Rio Helmi adalah penulis dan fotografer yang karya-karyanya banyak dimuat di majalah National Geographic. Rio mulai bekerja sebagai fotografer profesional sejak 1978. Ia pernah bekerja sebagai wartawan foto dan penulis di Sunday Bali Post, Mutiara, dan Tempo. Sebagian besar liputannya tersebut berkisar tentang masyarakat terasing yang mulai bersentuhan dengan dunia modern. Rio beberapa kali terlibat dalam beberapa produksi film dokumenter, termasuk Lempad of Bali.
Wayan Dibia adalah budayawan dan Guru Besar ISI Denpasar yang mendapat gelar Master of Art dari Universitas California of Los Angeles. Slamet Rahardjo Djarot adalah sutradara dan aktor yang telah meraih berbagai penghargaan. Adapun Hadiartomo adalah pengajar Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta dan pengajar di Kursus Sinematografi Yayasan Pusat Perfilman Usmar Ismail Jakarta.
Festival Film Dokumenter Bali termasuk mata acara unggulan dalam Pesta Kesenian Bali ke-33. Pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah akan dilangsungkan bersamaan dengan penutupan PKB pada 9 Juli mendatang. "Film-filmya akan diputar di arena PKB," kata Agung.
ROFIQI HASAN