TEMPO Interaktif, Jakarta - Karier Astrid Sri Haryati sebagai arsitek dengan reputasi sungguh harum dimulai dengan ketegangan. Saat itu awal 2005, atau sepuluh tahun setelah ia bermigrasi ke Amerika Serikat untuk mengambil gelar Master of Landscape Architecture, perempuan menarik ini mendapat panggilan telepon dari Kantor Wali Kota Chicago.
Dari seberang telepon, terdengar perintah ia harus ke kantor Wali Kota segera. Di Amerika, seseorang mendapatkan panggilan telepon dari kantor wali kota karena dua hal. "Salah mengerjakan sesuatu yang sangat besar atau melakukan hal yang sangat baik. Itu membuat saya dek-dekan," kata mojang Priangan yang biasa menggunakan sepatu Ellen Tracy dan baju Zara ini.
Astrid lalu berangkat berjalan kaki ke kantor Wali Kota yang hanya berjarak beberapa blok dari apartemennya. "Saya keringetan lho di musim dingin, mikirin apa salahku, kok dipanggil," ujarnya.
Ketegangan seketika sirna saat Richard M. Daley, Wali Kota Chicago, menyapanya sangat ramah. Kedua orang berbeda generasi ini terlibat diskusi tentang tata kota di dunia, dari yang kualitasnya bagus hingga jelek. "Mulai dari kota kecil, dalam skala Garut, sampai skala Sidney dan London," kata sulung dari empat bersaudara ini.
Obrolan itu berlangsung lama. Di akhir diskusi, tiba-tiba Daley meminta Astrid membantu menata Kota Chicago. "Untung saya enggak pingsan. Karena saya pikir enggak kebayang, kenapa saya, apalagi saya warga negara Indonesia," ujarnya.
l ISTIQOMATUL | YOPHIANDI | AMANDRA