Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Visa, Oh Visa

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Riuh dan saling berebut giliran. Tatkala mereka berbaris rapi, lagi-lagi petugas loket belum siap. Antrean bubar seketika. Mereka pun kembali duduk. Ada yang terus menyibukkan diri dengan menelepon, ada pula yang menggelar kartu-kartu tarot sembari meramal.

Mereka adalah pemohon visa Kedutaan Amerika. Begitulah panggung teater kecil Salihara, Pasar Minggu, pada Jumat dan Sabtu (3-4 Juni 2011) lalu, disulap menjadi ruang tunggu. Oleh teater Satu Lampung, naskah berjudul Visa karya Goenawan Mohamad dilakonkan. Lakon ini adalah pembuka forum teater realis Komunitas Salihara yang berlangsung sepanjang bulan ini.

Lakon ini selintas tampak sederhana. Menggambarkan suasana pemohon visa Amerika. Bagaimana mereka menunggu dan menjalani interview kecil, "Siapa Anda?", "Apa tujuan Anda pergi ke Amerika?".

Namun sejatinya, Visa tak sesedehana itu. Naskah berdurasi 90 menit ini muncul dengan banyak metafor di dalamnya. Memperlihatkan satu kisah sejarah hidup beberapa pemohon. "Lakon ini seperti montase yang banyak dan dimampatkan," ujar sutradara Iswadi Pratama usai gladi resik.

Kisah Dumilah misalnya. Perempuan setengah baya yang diperankan oleh Desi Susanti itu ingin pergi ke Honolulu untuk menjenguk cucunya. Sambil menunggu antrean, dengan riang dan bangga ia bercerita tentang cucu pertamanya. Namun, saat dia harus mengisi formulir, paras Dumilah mendadak berubah. "Mengapa harus kutulis nama suamiku," ujarnya. Suaminya yang baik itu tak pernah mengkhianatinya. Namun, perzinahan yang pernah dilakukannya dengan lelaki lain di masa lalu, sungguh menghantuinya.

Lain soal dengan si Gagap yang dengan paiwai diperankan oleh Sugianto "Jayen". Ia tampak kebingungan pergi ke mana. Kegagapannya itu mengundang perhatian pemohon lain hingga ia mengungkap sisi gelap kehidupannya.

Berbagai macam karakter tokoh muncul dengan beragam cerita yang melatarbelakanginya. Karakter-karakter itu adalah sebuah gagasan yang berlapis. Realita tak sekadar dilontarkan begitu saja. "Penekanannya memang tidak pada akting tokoh, tetapi dialog. Ini naskah tersulit yang saya lakoni," ujar Iswadi.

Terang saja, naskah ini sarat paradoks dan ironi. Apakah kita sudah tak lagi nyaman dengan negeri sendiri? Mengapa kita harus pergi ke Amerika?

Iswadi juga harus melebur dengan naskah lakon. Menerjemahkannya ke dalam bentuk panggung. "Asosiasinya ke mana-mana," ujarnya. Bahkan, di dalam naskah tak juga ada konteks sejarah hidup lakon satu dengan yang lainnya. Si gagap yang lahir di Bedugul, 1960. Apa yang terjadi di sana pada tahun-tahun itu? Pergolakan politik yang dahsyat. Ayahnya sengaja dihilangkan oleh sejarah. Ibunya menjadi pemarah jika ia menanyakan ayahnya. Maka, gagaplah ia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Remah-remah sejarah tokoh seperti berpilin dan berkelindan satu sama lain. Tak saling berhubungan memang, tetapi cukup menjelaskan bahwa mereka adalah satu di antara orang-orang yang tercerabut dari sejarah. Mereka punya masalah dalam silsilah. Mereka ingin menghilangkan sejarah yang melekat buruk dari hidupnya.

Yang menggelitik, misalnya, wawancara petugas dengan Dumilah. "Apa pentingnya cucu?" Pertanyaan yang menohok sisi manusiawi sebetulnya. Sederhana sekaligus rumit karena berbicara tentang nurani. Dumilah tak bisa menjawabnya. Apakah hanya tak bisa menjawab pertanyaan itu, lalu visa urung diberikan.

Namun, Visa tak melulu disajikan dengan serius. Naskah ini mengandung humor yang satire. Kehadiran tokoh banci, misalnya, menjadi bumbu di dalam lakon ini.

Iswadi mengakui naskah ini tak memperlihatkan maksud dengan verbal. Tiap pernyataan yang dilontarkan oleh tokoh akan dinegasi sendiri oleh tokoh itu. Butuh kelincahan akting. "Kekuatan naskah ada di ambiguitas watak tokoh. Ini menjadi tantangan penyutradaraan," ujar Iswadi.

Di akhir kisah, Iswadi menghadirkan anak kecil yang diperankan oleh Rarai Masae Soca Wening Ati. Ia juga sesama pemohon visa. Dari kedua boneka yang ia mainkan, terjadi dialog yang cukup menggelitik. Perihal kepergiannya ke Amerika adalah murni keinginannya sebagai anak-anak. Ingin melihat Justin Bieber. "Anak-anak adalah interpretasi saya. Bahwa orang-orang yang bermasalah dengan silsilah itu pun pernah merasakan sebagai anak-anak," ujarnya.

Pada akhirnya, visa seperti kitab. Dan kedutaan yang mengeluarkannya laiknya Tuhan. Barangkali kita juga akan merasakan semacam itu.

ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.