TEMPO Interaktif, Jakarta - Chabatz d’entrar mengawali eksistensi mereka dengan bermain di jalanan untuk mendongkrak reputasi kelompoknya di dunia sirkus kontemporer. Ide pertunjukan mereka datang dari mana saja, seperti street art, teater, dan sirkus-sirkus tradisional. Setelah mulai terkenal, mereka berusaha mendaftarkan diri untuk mendapat dukungan dana dari Pemerintah Prancis. Syaratnya, masing-masing anggota harus memenuhi 507 jam pertunjukan dalam setahun atau 50 jam sebulan.
Agar syarat tersebut terpenuhi, sejak 2006 Chabatz d’entrar mengatur festival dua tahunan. Setiap akhir pekan, seniman dari berbagai latar belakang (musisi, penari, seniman sirkus), berkumpul di sebuah area sirkus yang meriah dan ramah, di bawah tenda atau di pabrik-pabrik bekas, tanpa dipungut biaya.
Para seniman ini memiliki obsesi menciptakan sebuah tempat di mana praktek seni sirkus jalanan bisa bernaung. Semua orang, dari anak-anak hingga orang dewasa dapat belajar di sana hingga menjadi seorang seniman yang profesional. Pada 2010, dengan dukungan para orang tua, kelompok ini akhirnya berhasil berdiri sendiri. Meskipun independen, saham dan aset perusahaan Chabatz d’entrar serta kegiatan-kegiatannya dijalankan secara serius.
AGUSLIA HIDAYAH