Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Monolog Racun Tembakau ala Bali  

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Gianyar - Sosok pemain arja dengan pakaian khasnya muncul di panggung terbuka Bentara Budaya Bali. Gamelan pegambuhan dengan orkestrasi yang lengkap mulai dimainkan. Musik dan lagu mengiringi tarian sederhana sebelum si pemain mulai menembangkan pidatonya tentang bahaya racun tembakau dalam bahasa Bali dan bahasa Indonesia.

Begitulah dramawan Cok Savitri memulai penampilannya di Bentara Budaya Bali, Gianyar, Bali, pada Selasa, 31 Mei 2011 lalu. Cok memainkan sendiri naskah yang diadaptasi dari Bahaya Racun Tembakau karya Anton Chekov. Hebatnya, dia mengkreasinya dalam gaya arja alias opera Bali. Maka, selain berupa pernyataan, kalimat-kalimat dikombinasikan sebagai tembang.

Pada awal penampilan, seniman multitalenta ini berperan sebagai istri pejabat. Dia (yang dalam keseharian sejatinya perokok berat) membenci racun tembakau, yang menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. "Akan saya minta semua orang memeranginya," ujarnya. Maka, kemudian dia mendesak suaminya, yang dalam naskah asli bernama Ical Nyukhin, membuat propaganda antirokok.

Cok pun masuk ke belakang panggung. Begitu dia keluar lagi, kumis lebar telah menghiasi ujung hidungnya. Kali ini ia memainkan peran Nyukhin, yang berpidato di hadapan ibu-ibu. "Kata orang, di zaman globalisasi ini, itu kebiasaan berbahaya! Tapi, apa boleh buat, istri saya mengatakan saya harus berbicara hari ini tentang bahaya tembakau," ujarnya. "Dan saya orang yang jujur. Maaf, saya sendiri penggemar racun tembakau itu," ujarnya.

Dari soal racun tembakau, ia lalu melebar ke mana-mana. Menciptakan satire yang menyindir keadaan bangsa ini. Mulai soal Gayus yang ditahan karena menilap pajak tapi bisa jalan-jalan ke Bali hingga pemilihan umum yang hanya menghasilkan para penipu. "Bukankah hal-hal itu jauh lebih berbahaya," tanyanya retoris.

Kemudian, dengan panjang-lebar, sambil terus memainkan keterampilan berpuisi dan menembang, ia mengurai sejarah tembakau. Zat itu sudah menjadi simbol pergaulan yang menyehatkan sebagaimana aneka jenis makanan. Para pembenci rokok bahkan diminta berpikir terbalik dengan melihat kemungkinan menjadikan tembakau sebagai sarana menenangkan jiwa sebagaimana yoga, sembahyang, dan meditasi.

Pada akhir monolog, dia kembali pada keragu-raguan karena kemudian bertatap pandang dengan istrinya. Bicaranya terlihat gugup dan kehilangan konsentrasi. Tapi, tetap saja dia nekat menyatakan selayaknya para koruptorlah yang dibatasi wilayahnya daripada membuat ruang-ruang bebas asap rokok. Di titik itulah musik kemudian bergemuruh bersamaan dengan tepuk tangan para penonton.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Cok, upayanya memainkan naskah modern dengan pola arja merupakan sindiran bagi dramawan muda yang menjadikan naskah adaptasi sebagai hal yang sakral, tanpa mencoba melakukan hal-hal baru. "Padahal konteksnya sering sulit diterima penonton kita," ujarnya. Di pihak lain, para pemain arja sering kali gagal menyelipkan humor yang sesuai dengan alur cerita sebagaimana dalam naskah drama modern. Mereka kemudian menyisipkan humor yang tidak relevan dan cenderung porno.

Dalam khazanah Bali, monolog dikenal dalam arja topeng rajeg yang diperankan pemain tunggal. Bedanya, dalam topeng rajeg, yang kini jarang ditemukan, cerita seluruhnya disampaikan dalam bentuk tembang dengan iringan gamelan geguntalan yang sangat sederhana.

Soal gamelan yang dimainkan kelompok Bumi Badjra juga menjadi sisi lain yang menarik dari pertunjukan itu. Sebab, anak-anak asuh komposer Bali, Ida Oka Granoka, itu justru menggunakan jas warna hitam lengkap dengan berbagai aksesori lainnya layaknya pemain musik klasik. Padahal biasanya mereka memainkan musik sakral saat tampil bersama kelompok Mahabadjra Sandhi. "Mereka memang ingin nyeleneh dengan beradaptasi dengan penampilan musisi Barat," ujar Cok.

Dramawan senior Abu Bakar menyebutkan penampilan Cok memberi alternatif baru bagi pegiat teater di Bali. Cok berhasil melakukan berbagai kombinasi karena sebelumnya bekerja secara serius, baik dalam menekuni drama modern maupun drama tradisional. Ia selama ini juga dikenal sebagai pemain arja dan gambuh yang mumpuni. "Karena itu, dia tidak mengalami kesulitan menembangkan kalimat yang umumnya hanya diucapkan," ujarnya.

ROFIQI HASAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.