TEMPO Interaktif, Jakarta - "Mas Dhani, saya sudah menghabiskan tabungan untuk beli tiket pesawat. Pas sampai di Jakarta, kami kehabisan tiket presale. Uangnya tidak cukup untuk membeli tiket konser yang sekarang. Kami boleh minta ke Mas Dhani enggak untuk tiket yang harga itu?"
Keluhan sekaligus permohonan itu disampaikan seorang penggemar fanatik GIGI dari Makassar untuk Dhani Pete lewat situs jejaring sosial Twitter. Membaca tulisan dari GIGI Kita--sapaan buat penggemar GIGI--itu, Dhani tak tinggal diam. Manajer GIGI itu langsung mengabulkan permintaan sang penggemar.
GIGI Kita jelas tidak dapat disepelekan. Inilah kekuatan utama yang membuat grup musik lawas GIGI tetap "bernapas" hingga usianya 17 tahun. Sementara penggemar fanatik band lain banyak yang mengalami transisi, GIGI Kita justru melakukan regenerasi pendengar. Tak mengherankan bila konser ulang tahun GIGI bertajuk "GIGI Sweet Seventeen", yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Kamis lalu, dipenuhi penonton anak baru gede (ABG).
Bagi Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bas), dan Gusti Hendy (drum), kehadiran penggemar merupakan napas keberlangsungan karya-karya mereka. "Thomas, dari tahun 1994, kalau ditanya arti fans buat GIGI pasti jawabnya adalah napas kita," kelakar Armand di atas panggung berkonsep segitiga menjorok ke tengah festival itu.
Malam itu Armand tak hanya bernyanyi. Ia juga banyak mengumbar kejenakaan yang membuat konser ini santai. Namun kualitas vokalnya tetap terjaga. Setelah membuka panggung dengan nomor Sang Pemimpi, 1999 Menangis, dan Distorsi Manusia, Armand kembali berceloteh.
Selama tiga jam penuh, GIGI menghibur penggemarnya. Sejumlah musisi juga ikut memeriahkan konser tersebut. Untuk memimpin rombongan orkestra saja, GIGI memboyong dua konduktor kenamaan, Erwin Gutawa dan Addie M.S. Kehadiran pianis Andi Riyanto dan Tohpati juga menjadi pemicu ragam multi-konsep di atas panggung. Andi mengiringi lagu Perihal Cinta, yang didendangkan oleh Pasha "Ungu". Begitu juga solois Ari Lasso, yang membawakan Andai dengan iringan orkestra Addie M.S.
Di tengah ingar-bingar pesta Sweet Seventeen, GIGI meredam adrenalin yang biasanya mencuat berlebihan dalam konser dengan medley nomor-nomor religi, seperti Lailatul Qadar, Pintu Surga, dan Amnesia. Dulu Armand mengaku senang mendengar karya-karya Bimbo. Dari situlah tercuat hasrat GIGI mencetak album religi.
Namun, mengingat Budjana penganut agama berbeda, ketiga personel lainnya pun meminta izin. "Dan jawabannya singkat. 'Ayo aja'. Kata Budjana, sewaktu dia masuk GIGI enggak ditanya agama di KTP-nya. Tapi kami semua disatukan lewat musik," ujar Armand. Tepuk tangan pun mengalir deras untuk kerendahan hati sang gitaris.
Tiap personel memiliki porsi seimbang dalam band. Inilah yang juga menjadi penyelaras di GIGI untuk menghindari adanya one man show. Baik Armand, Budjana, Thomas, maupun si bontot Hendy menempatkan diri mereka sebagai pemeran penting. Budjana, sang dewa gitar Indonesia, mempertontonkan aksi instrumennya di tengah panggung segitiga. Ada juga aksi Thomas yang beradu permainan bas dengan Erwin Gutawa, yang pernah mencabik bas di band Karimata. Tak ketinggalan, Hendy tampil gemilang dengan set drum yang ditempatkan di atap area quality control persis di depan panggung. Hendy menggebuk drum dobel pedal itu selama delapan menit. Sebuah aksi yang luar biasa.
Absennya Agnes Monica dalam konser ini segera digantikan oleh Audy. Pelantun Satu Jam Saja ini tampak kikuk di atas panggung karena digiring ke atas panggung secara dadakan oleh Armand dan Thomas. Bersama alunan disko DJ Riri, Iwa K. menyeret Audy, yang menggenggam secarik kertas berisi lirik. Butuh sekitar lima menit untuk Audy meredakan grogi, meski hanya bertugas di bagian refrain lagu Kepastian Yang Kutunggu. Toh, akhirnya kolaborasi itu berhasil juga. "Gue enggak enak minta dadakan begini, seolah kalau ada butuhnya saja baru nelepon," kata Armand di depan Audy, yang cuma bisa tersenyum.
Di ujung konser, GIGI memboyong para mantan personelnya, seperti Aria Baron, Ophet Alatas, Budhy Haryono, dan Ronald Fristianto. Mereka bernostalgia lewat nomor Angan, Basa-basi, Janji, dan Nirwana sembari mengumbar banyolan-banyolan masa lalu. "Gue bangga punya teman musisi sejati seperti GIGI, yang lagu-lagunya enggak pernah nyontek," Baron menandaskan. Baron keluar dari GIGI karena melanjutkan sekolah ke Amerika Serikat. Adapun Budhy mengaku sedang bete sehingga digantikan Hendy dan keluarnya Opet segera diisi dengan kembalinya Thomas.
Sekitar 30 lagu dibawakan grup musik asal Bandung ini tanpa jeda terlalu lama. Komposisinya terlihat seimbang antara lagu populer era 1990-an, lagu religi, dan karya-karya anyar. Mulai nomor Terbang dengan orkestra penuh; 11 Januari dan Nakal dari album Peace, Love, And Respect; Jomblo, Hinalah, hingga mencomot My Facebook dan Yayaya, yang berkonsep swing dari album GIGI (2009). Adapun untuk perkenalan album Sweet Seventeen, lagu berjudul Bye bye diperdengarkan. Juga lagu Sahabat, yang memunculkan sisi lain GIGI yang "manis". "Ini lagu dibuat oleh Thomas pakai ukulele sewaktu di studio kelaparan nungguin bakwan Malang lewat," kata Armand. Konser ini pun berakhir dengan satu nomor manis yang ditunggu, Kuingin.
AGUSLIA HIDAYAH