Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita dari Perbatasan  

image-gnews
Film Batas.(Syamsul Hadi/ Keana Production)
Film Batas.(Syamsul Hadi/ Keana Production)
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -


Judul film: Batas
Genre: Drama
Sutradara: Rudi Soedjarwo
Penulis skenario: Slamet Rahardjo
Pemain: Marcella Zalianty, Arifin Putra, Jajang C. Noer, Piet Pagau, Marcell Domits, Ardina Rasti, Otig Pakis
Produksi: Keana Production

Tonggak kayu setinggi setengah meter tertancap di dalam hutan. Inilah satu-satunya penanda batas wilayah Indonesia dengan Malaysia. Tak ada pagar kawat ataupun dinding beton. Tonggak kayu itu juga menjadi pembatas antara keterpurukan dan kenyamanan hidup di negeri seberang. Sebuah “surga” yang membuat banyak gadis dan pemuda mengadu nasib di sana meski dengan cara ilegal.

Inilah salah satu persoalan yang diangkat dalam film Batas. Film garapan sutradara Rudi Soedjarwo ini mencoba memotret kehidupan suku Dayak di pedalaman Kalimantan itu lewat tokoh Jaleswari (Marcella Zalianty). Perempuan muda asal Jakarta yang tengah berduka karena kematian suaminya itu datang ke sana dengan satu misi penting, menyelidiki mandeknya program corporate social responsibility bidang pendidikan perusahaannya. Dengan penuh percaya diri, Jales yang tengah hamil muda optimistis mampu menyelesaikan tugas yang diembannya itu dalam waktu dua minggu.

Adeus (Marcell Domits), satu-satunya guru di sana, mengira Jaleswari adalah guru yang diberi tugas menggantikan guru-guru kiriman sebelumnya yang tidak pernah mampu bertahan lama mengajar di wilayah tersebut. Meskipun awalnya berusaha menjelaskan ihwal apa tugas yang sebenarnya, Jaleswari merasa tidak tega melihat anak-anak perkampungan tersebut. Dengan bantuan Adeus, Jaleswari akhirnya mulai mengajar dan dekat dengan anak-anak kampung tersebut.

Namun, rupanya masalah yang dihadapi Jales tak semudah yang dibayangkan. Dia bukan saja menghadapi ruang kelas yang kosong ditinggal muridnya, tapi juga teror dari sejumlah warga yang merasa terganggu dengan kehadirannya. Otig, lelaki pemilik warung satu-satunya di kampung itu, khawatir kedatangan Jales dapat mengancam usahanya yang lain, yaitu mengirim tenaga kerja wanita ke Malaysia secara ilegal.

Jales sendiri bukan satu-satunya ancaman. Seorang perempuan tak dikenal yang tinggal di rumah yang sama juga jadi batu sandungan Otig. Ubuh (Ardina Rasti), demikian orang-orang kampung menyebutnya, adalah salah satu perempuan korban penipuan Otig dan komplotannya. Dikirim ke Malaysia secara ilegal, Ubuh di sana justru mengalami penyiksaan dan pemerkosaan. Di awal film, kita melihat bagaimana perempuan itu berusaha melepaskan diri dari kejaran sejumlah pria di tengah hutan hingga akhirnya bisa diselamatkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Teror yang dilancarkan Otig dan anak buahnya ini--termasuk meletakkan mayat seekor anak kera penuh darah di ranjang Jales--kemudian mengisi struktur cerita sekaligus menumbuhkan beberapa plot cerita tambahan. Di lain sisi, film ini juga menghadirkan bumbu-bumbu romantika kedekatan Jales dan Arif (Arifin Putra), seorang intel di perbatasan yang banyak membantu Jales.

Film ini menyuguhkan persoalan yang berkaitan dengan batas yang tak melulu bicara tentang fisik. Kisah mengenai masyarakat dari dua negara yang masih berasal dari satu rumpun dan suku yang sama, tapi terpisah karena ideologi politik dua negara hanya menjadi latar belakang. Ada kandungan filosofi yang hendak disampaikan.

Batas berbicara tentang daerah perbatasan, yang punya pola kehidupan sendiri, yang berbeda dengan pola pikir orang kota seperti Jales, seperti yang sering dikemukakan panglima Dayak (Piet Pagau). Tentang bagaimana masyarakat suku Dayak, yang tidak terlalu peduli pada batas negara dan memilih hidup dengan kesadaran wawasan budaya Dayak, yang tidak terpisahkan oleh patok-patok kayu.

Film yang penulisan skenarionya digarap Slamet Rahardjo ini juga bercerita tentang konflik batin Jales dan karakter-karakter lain yang hadir dalam film ini. Berdurasi hampir dua jam, Batas menghadirkan banyak konflik yang sayangnya tak tergarap maksimal. Beberapa kali Batas, yang mengalir dalam ritme yang lamban serta dialog yang cenderung puitis, terlihat kehilangan fokus dalam penceritaannya. Terlepas dari itu semua, Batas menawarkan cerita dalam rangkaian gambar yang indah. Sesuatu yang tampaknya mulai menjadi tren dalam perfilman kita.

NUNUY NURHAYATI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nicolas Cage Berencana Pensiun dari Dunia Film

1 hari lalu

Nicolas Cage. REUTERS/Mario Anzuoni
Nicolas Cage Berencana Pensiun dari Dunia Film

Nicolas Cage mengatakan dia sudah banyak tampil dalam film dan lebih ingin menghabiskan waktu bersama keluarga


Penjelasan Terbaru Erick Thohir soal Pajak Film, Harga Tiket Bioskop Bakal Sama di Semua Daerah?

1 hari lalu

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat ditemui usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat pada Senin, 4 Desember 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Penjelasan Terbaru Erick Thohir soal Pajak Film, Harga Tiket Bioskop Bakal Sama di Semua Daerah?

Erick Thohir memberikan penjelasan terbaru soal pajak film. Apakah harga tiket bioskop akan sama di seluruh daerah?


Profil Para Pemeran Yu Yu Hakusho Live Action

2 hari lalu

Yu Yu Hakusho live action. Netflix
Profil Para Pemeran Yu Yu Hakusho Live Action

Netflix akan merilis versi live-action film Yu Yu Hakusho, pada 14 Desember 2023


Polemik Tiket Bioskop dan Pajak Film, Ini Tanggapan Pengelola Bioskop

2 hari lalu

Ilustrasi bioskop. Foto: Freepik.com/Starline
Polemik Tiket Bioskop dan Pajak Film, Ini Tanggapan Pengelola Bioskop

Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) menanggapi polemik harga tiket bioskop dan penghimpunan pajak film.


5 Peran Kiki Fatmala Termasuk di Film Warkop DKI dan Si Manis Jembatan Ancol

4 hari lalu

Kiki Fatmala mengawali kariernya di industri perfilman lewat film Permainan Di Balik Tirai (1988). Ia kemudian membintangi sinetron Ada Ada Saja (1992). Namanya semakin dikenal setelah bermain dalam sinetron Mariam Si Manis Jembatan Ancol 2 (1994). Beberapa tahun terakhir, ia aktif menjadi guru aerobik bahkan memiliki sanggar sendiri.
5 Peran Kiki Fatmala Termasuk di Film Warkop DKI dan Si Manis Jembatan Ancol

Kiki Fatmala sejak awal 1990-an memerankan berbagai peran di film. Termasuk film Warkop DKI Masuk Kena Keluar Kena dan Si Manis Jembatan Ancol.


Wacana PFN Bisa Himpun Pajak Film, Ini Kata Kemenkeu

6 hari lalu

Ilustrasi bioskop. Sumber: the straits times/asiaone.com
Wacana PFN Bisa Himpun Pajak Film, Ini Kata Kemenkeu

Kementerian Keuangan atau Kemenkeu menanggapi wacana BUMN Perum Produksi Film Negara (PFN) untuk menghimpun pajak film bioskop.


Serba-serbi Renaissance: A Film by Beyonce yang akanTayang pada 1 Desember 2023

6 hari lalu

Beyonce. Instagram/@beyonce
Serba-serbi Renaissance: A Film by Beyonce yang akanTayang pada 1 Desember 2023

Penayangan perdana film tur konser Renaissance: A Film by Beyonce sekaligus ajang reuni Destiny's Child


Erick Thohir Ungkap Jokowi Bakal Atur Pajak Film, Bagaimana Dampaknya ke Tiket Bioskop?

7 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Erick Thohir ketika memberikan keterangan pers di Kantor Kementerian BUMN, Kamis, 23 November 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Erick Thohir Ungkap Jokowi Bakal Atur Pajak Film, Bagaimana Dampaknya ke Tiket Bioskop?

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan Presiden Jokowi akan mengatur pajak film. Bagaimana dampaknya terhadap tiket bioskop?


4 Film Populer yang Dibintangi BCL Termasuk My Stupid Boss dan Habibie & Ainun

7 hari lalu

Aktris Bunga Citra Lestari dalam sesi foto usai diwawancarai TEMPO di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, 4 Mei 2016. Dalam sesi foto tersebut, BCL mengenakan kaos bergambar film terbaru yang dibintanginya, My Stupid Boss. TEMPO/Dhemas Reviyanto
4 Film Populer yang Dibintangi BCL Termasuk My Stupid Boss dan Habibie & Ainun

Bunga Citra Lestari atau BCL tak hanya dikenal sebagai penyanyi, berikut beberapa film yang diperankannya.


Pemutaran Film Israel Sepi, Gal Gadot Disebut Gal Gatot oleh Netizen Indonesia

7 hari lalu

Gal Gadot. Foto: Instagram/@gal_gadot
Pemutaran Film Israel Sepi, Gal Gadot Disebut Gal Gatot oleh Netizen Indonesia

Gal Gadot yang menginisiasi film dokumenter propaganda serangan Hamas di Israel sepi pengunjung. Tak ada artis Hollywood yang datang, acara gagal total.