TEMPO Interaktif, Denpasar - Sebuah acara bertajuk Bali Emerging Writers Festival (BEWF) digelar Panitia Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) mulai Jumat 27 Mei 2001 hingga 29 Mei mendatang di Serambi Art Antida. Acara itu untuk menunjukkan komitmen memberi ruang bagi para penulis muda.
Janet de Neefe, Direktur UWRF dan penggagas BEWF, menyatakan penulis-penulis muda Indonesia, terutama yang berusia di antara belasan tahun hingga akhir 20 tahunan, merupakan masa depan kesusastraan Indonesia. Selama ini sebagian besar perhelatan kesusastraan di Tanah Air masih terfokus pada penulis-penulis Indonesia yang sudah punya nama.
“Kami berharap bahwa di masa mendatang BEWF bisa menjadi ajang tahunan, sekaligus menjadi model bagi ajang-ajang serupa di berbagai daerah lainnya di nusantara,” katanya.
Ajang-ajang seperti ini penting karena akan memberi kesempatan bagi para penulis muda untuk menunjukkan kemampuannya, saling berbagi ide dengan teman sebayanya, serta menularkan kecintaan mereka pada sastra kepada generasi muda lainnya.
Acara-acara BEWF sendiri memang dirancang khusus untuk memberikan ruang aktivitas sastra bagi anak-anak muda. “Festival ini festivalnya anak muda, dengan gairah dan semangat anak muda pula,” ujar Manajer Pengembangan Komunitas UWRF Kadek Purnami.
Untuk itu, kata dia, sebagian besar pembicara dan semua moderator acara tersebut adalah anak muda. “Malam perayaannya sendiri akan dimeriahkan band-band anak muda,” tuturnya.
BEWF akan menampilkan 20 penulis, termasuk sejumlah penulis muda Bali yang telah mencatat prestasi memukau seperti Ayu Diah Cempaka (sutradara pemenang 2010 Bodyshop Documentary Film Competition), Frischa Aswarini (pembaca puisi terbaik pada Poetry Slam di 2009 Utan Kayu International Literary Biennale), Ni Putu Rastiti (peraih Singa Ambara Raja Award), serta Ni Made Purnamasari (puisinya termuat pada Antologi Puisi Indonesia Terbaik Anugerah Sastra Pena Kencana 2007).
BEWF juga menampilkan sejumlah penulis terkemuka Indonesia seperti Made Adnyana Ole, Kurnia Effendi, Iyut Fitra dan Dorothea Rosa Herliany. Akan berbicara juga Wendi Putranto (executive editor majalah Rolling Stone) serta Herry Sutresna (pendiri grup hip hop kondang Homicide dan Trigger Mortis).
“Kami juga akan kedatangan tamu dari Australia Barat, yaitu David Vincent Smith, penulis skenario yang telah memenangi sejumlah penghargaan serta pemegang gelar juara Western Australia Poetry Slam,” ujar Kadek.
BEWF akan diisi dengan delapan diskusi panel serta empat workshop, termasuk workshop tentang menulis lirik lagu yang akan diberikan oleh Dadang SH Pranoto (gitaris Navicula dan vokalis Dialog Dini Hari). Pada Celebration Night (28 Mei) akan tampil empat band muda Bali; Morelia, Nymphea, Day After The Rain, dan Ripper Clown.“Semua acara gratis dan terbuka untuk pelajar dan mahasiswa,” tegasnya.
ROFIQI HASAN