TEMPO Interaktif, Jakarta -Bagi pencabik bas muda, Barry Likumahua, 27 tahun, bermain di panggung yang sama dengan band besar selevel Incognito adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Dalam perhelatan bergengsi "Incognito Live Concert 2011", yang digarap di Istora Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu, Barry bersama band-nya menjadi pembuka konser.
"Buat saya, bisa bermain satu panggung dengan band jazz internasional merupakan pencatatan biografi yang hebat," kata anak musisi Benny Likumahua itu di atas panggung.
Malam itu, Barry bersama band-nya, Barry Likumahua Project (BLP), membawakan nomor-nomor manis dalam album Good Spell. Bermain di sebuah konser, meski baru menjadi band pembuka, diakui Barry merupakan langkah karier yang baik. "Sekarang memang baru jadi band pembuka, siapa tahu habis ini bisa bikin konser sendiri seperti ini," ujar dia.
Pencapaian ini pun mampu membangkitkan kepercayaan diri BLP hingga merasa sejajar dengan band luar negeri. Incognito memang menjadi salah satu band jazz papan atas yang digemari Barry dan kawan. "Siapa sih pendengar jazz yang tidak suka dengan Incognito?" tanyanya.
Semua penonton pun bersorak begitu ditanya Barry. Maka, di atas panggung bergengsi itu, tepuk tangan dan histeria tak hanya milik band asal Inggris tersebut. "Lihat, BLP juga punya penggemar setia, lho," ujarnya sembari menunjuk para gadis yang berdiri di garis depan panggung. Sontak, para gadis belia itu menjerit histeris mengagungkan anak-anak muda berbakat BLP.
AGUSLIA HIDAYAH