TEMPO Interaktif - Muda, ganteng, dan gagah. Hampir seluruh punggung, lengan, dan dada bidangnya dipenuhi tato bergambar menarik. Dialah Rio Dewanto, yang kerap tampil di film televisi (FTV). Yang paling gres, dia mencuri perhatian melalui sosoknya yang dingin di film ? (Tanda Tanya). Berlabuhnya Rio di film besutan sutradara Hanung Bramantyo itu bermula dari undangan casting yang diajukan pihak manajemen. Ia sudah mengetahui bakal mendapatkan peran dalam film ini. Setelah itu, Hanung menghubunginya langsung. "Mas Hanung bilang ingin mengajak saya terlibat," katanya.
Di film itu, Rio berperan sebagai Hendra, pemuda Tionghoa yang memiliki restoran Cina bersama ayahnya, Tan Kat Sun. Ia kesal lantaran kekasih hatinya, Menuk, menikah dengan Soleh karena perbedaan keyakinan. Walhasil, Hendra yang patah hati selalu tampil cemberut di sepanjang film.
Pria kelahiran 28 Agustus 1987 ini senang terlibat dalam film itu. "Saya jadi peduli ada persoalan pluralisme dan toleransi antarumat beragama," kata Rio. Ia juga mencatat, kemunculannya di film itu agak panjang dari dua film sebelumnya, Pintu Terlarang (2009) dan Ratu Kosmopolitan (2010).
Saat ini, pemilik mata sipit dan garis wajah tegas ini tengah bersiap mengikuti syuting film Reuni Arisan garapan sutradara Nia Dinata. "Ini Arisan II, syutingnya akhir bulan ini," katanya. Rencananya, syuting akan dilakukan di Jakarta, Lombok, dan Yogyakarta. "Tapi, saya cuma kebagian syuting di Jakarta dan Lombok," katanya, seraya menyebutkan peran menantang yang akan dilakoninya, tapi minta dirahasiakan. "Enggak kejutan kalau diumbar sekarang," kata Rio.
Demi mempersiapkan proyek film itu, Rio rela beristirahat main di FTV. "Saya sedang mendalami karakter ini," kata anak bungsu dari dua bersaudara ini, yang masih tinggal bersama orang tua dan kakaknya di daerah Menteng.
Pemilik seekor anjing chow-chow bernama Jacky ini mengatakan, kendati baru bermain di empat film layar lebar, ia tetap selektif memilih peran. "Tergantung jalan ceritanya. Enggak asal juga," kata Rio, yang kerap menerima tawaran bermain film horor dan seks. Tapi, ia menampiknya. "Buat saya yang paling penting itu karya," ujar lelaki yang gemar bersepeda keliling Menteng atau joging di Taman Suropati ini.
Selain main film Reuni Arisan, Rio bersiap masuk dapur rekaman. "Dari kecil saya ingin menjadi penyanyi." Ia beberapa kali menyanyi di sebuah kafe, tak jauh dari rumahnya. Saat ini pria bertinggi badan 180 sentimeter dan berat 70 kilogram ini masih mencari label yang tepat. Ia memilih jalur musik rock, seperti mentornya, Dodi Katamsi. "Saya belajar menyanyi sama Mas Dodi."
Di balik penampilannya yang macho, Rio yang selalu dikaitkan dengan hubungannya dengan sang pacar, aktris Atiqah Hasiholan, mengaku amat pemalu. Cerita ini dibenarkan Bimo, manajernya. "Disuruh casting saja awalnya dia enggak percaya diri." Hingga kini ia belum bisa 100 persen mengatasi sifat itu. "Misalnya kalau public speaking seperti jadi host acara, saya pasti grogi," ujar Rio.
Kendati pemalu, Rio yang membenci kepalsuan tak sungkan mengakui sudah 15 kali pacaran sejak dia sekolah di tingkat menengah pertama. "Bukan karena saya merasa keren, tapi pacaran itu kebutuhan," ucapnya.
Rio mulai menato tubuhnya selepas sekolah menengah atas di SMA Negeri 26 Jakarta, enam tahun lalu. Ia meminta izin mamanya, Aatje Boedi Setiowati. Begitu izin didapat, tato bertema biomechanic menghiasi lengan atas kirinya sepanjang 20 sentimeter. "Mama kaget, dikiranya tato kecil." Total ada tujuh tato di tubuhnya, bergambar ular, naga, inisial namanya, mata, dan tengkorak manusia.
Apa lagi harapan pria berayah Winarto Subekti, pensiunan Badan Intelijen Negara, ini? Suatu saat, Rio ingin membuka peternakan anjing atau sapi. "Sejak kecil papa mengajari saya menyayangi binatang." Saat syuting di Yogyakarta, ia nyaris membeli sepasang sapi perah. Rencana itu urung lantaran Gunung Merapi keburu meletus pada Oktober tahun lalu. "Kalau berhasil, saya ingin membuka restoran masakan berbahan susu sapi," katanya.
ISTIQOMATUL HAYATI