TEMPO Interaktif, Surakarta - -Museum Radya Pustaka Surakarta diminta untuk segera menyelesaikan dugaan adanya koleksi wayang kulit yang dipalsukan. Pemerintah Kota Surakarta telah menunjuk Ketua Komite Radyapustaka yang telah beberapa bulan dibiarkan kosong.
Walikota SurakartaJoko Widodo menjelaskan, kekosongan jabatan ketua tersebut sebenarnya tidak terlampau mengganggu aktifitas museum. Namun dia berharap, adanya ketua baru itu dapat mendorong kerja pengurus museum untuk segera menangani beberapa masalah yang ada. “Kami berharap mereka bisa fokus mengungkap dugaan adanya koleksi wayang palsu,” kata Joko.
Jabatan ketua komite kosong setelah ketua yang lama, Winarso Kalinggo wafat pada Oktober lalu. Joko menyatakan pihaknya telah menunjuk pelaksana harian ketua yang baru. “Nanti tinggal pelantikan saja,” kata Joko. Dia telah menunjuk Sunjoto yang selama ini menjabat wakil ketua untuk menjadi pelaksana harian ketua.
Dugaan adanya koleksi yang hilang maupun dipalsukan itu merebak sejak Februari lalu. Sejumlah pemerhati wayang dan budayawan meragukan keaslian wayang kulit yang ada di museum Radya Pustaka. Wayang itu diduga dipalsukan lantaran wayang yang asli sudah raib.
Pemerintah Kota Surakarta akhirnya membentuk sebuah tim independen yang dinamakan Tim Lima untuk mengidentifikasi dan memeriksa keaslian wayang koleksi Radya Pustaka. Mereka terdiri dari budayawan, akademisi serta ahli tatah sungging wayang.
Juru bicara Tim Lima Bambang Irawan berharap keterisian jabatan ketua tersebut dapat memperlancar tugas mereka dalam mengungkap keaslian koleksi wayang Radya Pustaka. “Selama ini kami selalu bersinergi dengan komite,” kata Bambang.
Menurut Bambang, saat ini timnya tengah menyelesaikan urusan administratif untuk segera bekerja. “Kami menunggu ijin wali kota untuk membawa koleksi itu keluar dari museum,” kata Bambang. Mereka akan melakukan uji komparasi koleksi tersebut dengan koleksi wayang yang berada di Keraton Kasunanan Surakarta.
Uji komparasi tersebut menurutnya belum bisa dijadikan penentu. “Kami masih harus mencari parameter lain agar hasil identifikasi bisa dipertanggungjawabkan,” kata Bambang. Pencarian metode dan parameter yang paling akurat menjadi kendala tersendiri, lantaran kasus dugaan adanya wayang palsu itu baru pertama kalinya terjadi.
Sebenarnya, lanjutnya, pengujian dengan menggunakan bahan-bahan kimia dapat menghasilkan sebuah temuan yang akurat. “Tapi kami tidak akan menggunakan lantaran beresiko merusak,” kata Bambang.
Ahmad Rafiq