Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demam di Utara Kuru

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - "Saudara telah melakukan tindakan subversif. Semua perbuatan saudara dianggap berbahaya bagi negara. Karena itu, saudara dijatuhi hukuman 8 tahun penjara."

Suara itu datang menghakimi. Nadanya tegas, datar, tanpa tekanan. Sebaliknya, bagi Warga, sang terhukum, itu sudah cukup berat. Duduk di atas kursi pesakitan, kepalanya tertunduk menahan beban. Jeruji besi telah menanti.

Panggung berubah gelap. Berganti terang. Dan kini, Warga, lelaki mantan demonstran pengkritik pemerintah itu, telah bebas. Tak seperti kebanyakan kawan seperjuangan yang memilih menjadi "abdi dalem" istana, Warga, yang diperankan Joko Kamto, memilih menjadi penjaga museum.

Adegan ini muncul dalam pementasan monoplay "Negaraku Sedang Demam" yang dimainkan Dapoer Seni Djogja di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, Minggu (1/5) malam. Pementasan yang disutradarai oleh Bambang Isti Nugroho itu dipersembahkan sebagai kado ulang tahun ke-61 bagi Hariman Siregar, aktivis gerakan Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) 1974.

Malam itu, tata panggung gedung diatur seperti museum. Namanya Museum Perjuangan Pasca Reformasi. Di situlah Warga bekerja. Cukup sederhana. Sebuah bingkai berukuran 1x1 meter digantung di sayap kiri panggung. Warnanya putih. Adapun di sayap kanan digantung beberapa rak berisi buku dan pesawat telepon, lengkap dengan sebuah kursi di bawahnya. Adapun di bagian tengah panggung tegak sebuah patung kepala. Bentuknya mirip kepala filsuf Yunani kuno.

"Negaraku Sedang Demam" adalah naskah drama karya Indra Tranggono. Pementasan di Yogyakarta merupakan pementasan ketiga. Sebelumnya drama ini pernah dipentaskan pada 13 Januari di Jakarta dan 17-18 April di Surakarta.

Isti mengatakan, Warga adalah refleksi pengalamannya. Saat mendirikan Kelompok Studi Sosial Palagan Yogyakarta pada 1980, dia aktif mengggelar diskusi kritis menyorot kebijakan Orde Baru. Sebagai imbalan kritiknya, dia diganjar delapan tahun penjara. "Itu yang saya komunikasikan dengan Indra dan menjadi naskah drama," kata sutradara yang dulu dibui gara-gara kedapatan membawa novel "Rumah Kaca" karya Pramoedya Ananta Toer dalam sebuah razia pada 1989.

Melalui Warga, kenangan mendekam di balik terali besi itu kembali diangkat. Seorang interogator pernah berucap sinis padanya. "Kamu ini," kata Warga bercerita, "Sudah subversif, kiri lagi."

Maka, tanpa butuh pembuktian hukum lagi, ia langsung didekam dalam penjara. Alasan bisa dibuat, tak perlu masuk akal. "Saya hanya diperintahkan menangkap yang kiri," kata si interogator.

Oke, tapi kenapa ditangkap? "Karena tak sesuai dengan burung Garuda yang menoleh ke kanan." Lagi pula, "Setelah saya rontgen, otak saudara warnanya merah dan yang berfungsi hanya bagian kiri saja," ujar sang interogator.

Berbeda dengan monolog, yang hanya dimainkan satu aktor, monoplay terdiri dari beberapa aktor yang terikat menjadi satu simpul cerita. Selain Warga, ada Novi Budianto, yang berperan sebagai Bung Karno, Olivia Zalianty sebagai Dastri dan Eko Winardi sebagai demonstran komersil. "Saya menyutradarai aktor profesional," kata Isti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Olivia dikenal sebagai aktris sinetron, film dan presenter. Novi pemain drama dan musik yang bakat keaktorannya terasah di teater Dinasti dan Gandrik. Adapun Eko aktif bermain teater sejak SMA dan aktif dalam Kelompok Teater Rakyat Indonesia.

Berbeda dengan dua penampilan sebelumnya, di Jakarta dan Surakarta, Isti memasukkan permasalah polemik keistimewaan Yogyakarta dalam pementasan di Yogyakarta kali ini. Selain itu, masuknya Olivia dengan permainan pedang wushu diharapkan membawa kesegaran pementasan.

Menurut dia, "Negaraku Sedang Demam" adalah sebuah interupsi terhadap Indonesia. Interupsi tentang banyak persoalan, dari politik, sosial dan budaya. Di sinilah letak keterikatan lakon cerita yang dibawakan masing-masing aktor tersimpul.

Dasri adalah mantan demonstran yang tergoda oleh gemerlap kekuasan. Ia maju sebagai politikus dari partai besar di negeri ini. Sikapnya kompromis, instan dan lebih sibuk dengan pencitraan ketimbang memperjuangkan nasib rakyat. "Politik tak lebih dari teater, hanya dibutuhkan akting dan manuver," ucapnya di atas panggung.

Adapun Demonstran Komersil adalah sosok pejuang "jalanan" yang hanya mengabdikan diri pada order dan honor.

"Negaraku Sedang Demam" adalah cermin negara ini. Hariman Siregar, dalam sambutan pembukaan pementasan, mengatakan, demam itu sakit dan sakit itu tak berdaya. "Itulah gambaran negara kita," kata dia.

Bandingkan saja dengan "negara kita" yang dulu. "Negara yang pernah punya martabat," kata Bung Karno, yang diperankan Novi. Seakan mengingatkan pada bangsa ini, dia mengutip kembali pidato Bung Karno tentang negeri Utara Kuru yang disebutkan di kitab Ramayana dalam pementasan. Di negeri itu tak ada panas terlalu, tak ada dingin terlalu. Juga tak ada manis terlalu dan pahit terlalu. Segalanya adem ayem. Tenang dan tentram. Tapi, ingatlah, negeri yang begini tidak akan bisa menjadi negara besar. "Apa engkau ingin menjadi satu negara yang demikian?" Tentu saja tidak.

ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.