Nasi liwet merupakan salah satu masakan khas Solo. Nasi terasa gurih lantaran ditanak dengan santan, dan terasa nikmat dengan ditambah sayur labu siam serta irisan daging ayam. Para seniman dan mahasiswa ISI Surakarta terlihat lahap menikmati sarapan yang disajikan dengan piring dari daun pisang itu.
Kegiatan Solo Menari 24 Jam diikuti sekitar 4.000 penari. Sebelas penari di antaranya membawakan tarian selama 24 jam nonstop. Mereka mampu menyelesaikan pertunjukan meski dengan wajah yang terlihat letih. Rangkaian acara ditutup dengan orasi budaya yang disampaikan oleh budayawan Goenawan Mohamad.
Baca Juga:
“Cukup puas mampu menyelesaikan tari 24 jam,” kata Bobby Ari Setyawan, seorang penari saat ditemui di akhir acara, Sabtu 30 April 2011. Dia mengaku telah menyiapkan stamina tubuhnya sejak beberapa hari sebelum pementasan.
Bobby bercerita, kondisi tubuh para penari sempat turun setelah memasuki tengah malam. “Tulang belakang mulai terasa kaku,” katanya. Tekanan darah beberapa penari juga berangsur turun. Setiap tiga jam, tim medis memeriksa tekanan darah para penari. Namun, mereka akhirnya mampu menyelesaikan pertunjukan.
Menurut salah seorang penari asal Belanda, Anouk Wilke, mereka tidak membawakan tarian jenis tertentu. “Kami menggerakkan tubuh dengan teknik improvisasi,” kata mahasiswi ISI Yogyakarta itu. Dia mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk mengisi acara itu, kecuali istirahat yang cukup.
AHMAD RAFIQ