Upacara pembukaan dilakukan di dua tempat. Selain di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, pembukaan juga dilakukan di Jalan Slamet Riyadi, tepatnya di depan rumah dinas wali kota atau yang biasa disebut Loji Gandrung. Para penari menyuguhkan beberapa tarian, dari tari tradisi hingga aerobik.
Pembukaan di depan Loji Gandrung diawali dengan belasan penari yang menyajikan Tari Sesaji. Para penari menggunakan topeng panji yang menunjukkan penokohan masing-masing penari. Mereka membawa beberapa ubarampe untuk sesajian. Tari Sesaji menggambarkan sebuah pemanjatan doa sebelum melangsungkan sebuah perhelatan besar.
Baca Juga:
Pembukaan acara peringatan tersebut ditandai dengan pembacaan geguritan, semacam puisi dalam bahasa Jawa. Selain oleh Joko Widodo, geguritan juga dibacakan oleh Ketua Jurusan Seni Pertunjukan (ISI) Surakarta, I Nyoman Sukirna.
Usai pembacaan geguritan, masyarakat menari bersama. Sekitar seribu pelajar menyajikan tari kontemporer Kota Solo. Para pegawai negeri yang berseragam pun seolah tidak mampu menahan diri untuk tidak ikut menggoyangkan badan. Tarian disusul dengan aerobic dance oleh ratusan ibu-ibu yang mengenakan pakaian senam, lengkap dengan kain batik yang dililitkan ke pinggang.
Belasan titik dipersiapkan untuk mewadahi masyarakat yang ingin menari bersama. Selain di tempat-tempat kebudayaan, kegiatan serupa juga dilaksanakan di depan pusat perbelanjaan, seperti Solo Grand Mall dan Solo Square. "Kami ingin semua masyarakat dapat berekspresi melalui tarian," kata Joko Widodo.
Guru Besar ISI Surakarta yang menjadi ketua panitia kegiatan itu, Sri Rochana, menyatakan ada sebelas penari yang akan menari selama 24 jam nonstop. "Mereka menari di panggung yang ada di ISI Surakarta," ujarnya.
Kegiatan Solo Menari 24 Jam ini akan ditutup pada Sabtu pagi besok melalui orasi budaya oleh Goenawan Mohamad.
AHMAD RAFIQ