Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Intuisi dan Kecemasan Pupuk Daru Purnomo  

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Bandung  - BANDUNG- Dua lembar surat wasiat, botol tinta, dan pena bulu yang tercelup, tergeletak di meja kecil bertiang tunggal. Di belakang meja dengan empat kaki kecil itu, sebuah tengkorak menyembul dari balik selimut ranjang. Lukisan dua warna yang dominan gelap dari goresan charcoal di kanvas berukuran 185 x 130 sentimeter itu berjudul Happy Birthday.

Pada lukisan berjudul Instrospeksi, rona kematian kembali muncul dengan warna lebih terang. Karya ini berupa wajah tampak samping kiri seorang lelaki yang berubah menjadi tengkorak. Kedua wajah itu masing-masing mengisi penuh kanvas  60 x 50 sentimeter dan dipisahkan oleh sebuah cermin yang berukuran sama.

Jika wajah dibuat dengan sapuan gaya ekspresionis memakai cat minyak, cetakan gambar tengkorak putih di cermin itu lebih karikatural. Mulutnya tersenyum. Nomor-nomor ganda seperti menunjukkan usia, diatur bertingkat selang-seling di sekitar tengkorak.

Angka 29 di sebelah kanan rangka tenggorokan, 35 di kiri rahang bawah, hingga berujung di angka 90 dengan tanda tanya di bagian atas tengkorak. Tulisan Happy Birthday muncul lagi di bawah tengkorak. "Karya Pupuk seperti itu melambangkan kehidupan itu fana," kata kurator Jim Supangkat di Bandung hari ini.          

Kesan suram dengan warna-warna gelap dan aroma kematian menjadi salah satu tema yang menonjol dalam pameran tunggal Pupuk Daru Purnomo di Bale Tonggoh Selasar Sunaro Art Space, Bandung, 15-30 April 2011. Acara pembukaannya pada Jumat petang lalu ikut dihadiri Oei Hong Djien.
   
Seniman asal Yogyakarta berusia 47 tahun tersebut menampilkan puluhan gambar, lukisan dalam kanvas besar, dan patung. Karyanya dalam pameran bertajuk Cara Berpikir Lain itu bertarikh 2008 hingga 2011.        

Lukisan lain yang diberi judul Potret Diri Bagai Vampir buatan 2011, menggambarkan kisah hidup Pupuk. Saat itu, kata Jim, lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta 1994 itu sedang sakit dan membutuhkan donor darah. "Sekarang dia menderita psikosomatis," ujar Jim. Gangguan itu membuat Pupuk cemas. 

Ia merasa pandangannya telah kabur akibat gejala katarak. Telinganya pun terasa terus berdenging. Namun di masa sulit itu, Pupuk tetap berkarya. Dengan pastel, finalis Philip Moris Art Award 1994 itu menghasilkan lukisan hitam putih berjudul Banteng di Kepalaku dan Pikiran itu Sangat Liar. Proses pembuatannya, kata Jim, kanvas itu dicat hitam dulu lalu dilukis dengan warna putih. Perbedaan warna yang kontras membantu penglihatannya selama melukis.

Pupuk banyak memakai gambar wajahnya sendiri dalam setiap karyanya. Dalam seri gambar Wajah 1-9 buatan 2009, mukanya menggantikan wajah pemikir barat atau pahlawan Sisingamangaraja. Pada gambar lain ia menjadi Sang Jenderal, pria Jawa berblangkon daun, dan memakai helm prajurit. Sebagian wajah itu dipakainya untuk karya-karya patungnya yang berbahan aluminium dan perunggu. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam buku katalog pameran, Pupuk mengatakan inspirasi lukisannya sebagian besar mengungkapkan perasaan atau intuisinya dalam menyikapi hidup. Sikap itu mendasari proses berkaryanya. "Aku berharap bisa memasukkan luka ke dalam karya seni, sebagaimana aku bisa memasukkan senyumku," katanya. 

Intuisi itu diwujudkan Pupuk dengan mengandalkan pengalaman tubuh. Karyanya tidak berdasarkan pemikiran rasional yang di antaranya mengandalkan riset atau observasi. "Sehingga bahasanya jadi emosional, itu tanda berpikir intuitif," kata Jim. 

Bisa dibilang, ujar dia, Pupuk tergolong seniman langka saat ini. Selain mengandalkan kepekaan diri, ia bertahan pada corak intuisi dan memilih tidak mengikuti zaman juga selera pasar. Begitulah pemikiran lain Pupuk dalam membuat karya seni. 

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

45 hari lalu

Seorang aktivis pro-Palestina memotong lukisan Menteri Luar Negeri Inggris abad ke-20, Arthur Balfour, di Universitas Cambridge
Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina


Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

58 hari lalu

Pameran belasan lukisan Barli di SuJiVa Resto & Art Space, Bandung, 15-29 Februari 2024.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

Menurut Rizky, pameran lukisan karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya.


Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

9 Februari 2024

Pameran karya nominasi kompetisi
Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

Karya unik yang bisa dijumpai di Grey Art Gallery adalah Self Potrait by Van Gogh, 2022. Pembuatnya Abdi Setiawan, menggunakan potongan arang kayu.


Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

14 Januari 2024

Lukisan dua panel kanvas buatan Ayurika berjudul Temu. (Dok.Galeri).
Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

Pada pameran tunggal kali ini, Ayurika lebih berfokus untuk menampilkan gambar wajah bercorak realis ekspresif.


Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

18 Desember 2023

Patung berjudul The Ancestors karya I Wayan Upadana buatan 2023.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

Banyak seniman asal Bali menggelar pameran tunggal karya mereka di Bandung, dua di antaranya mengadakannya akhir tahun ini.


Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

27 Agustus 2023

motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft dilukis oleh Putu Bonus Sudiana. (foto: Sergap)
Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

Seorang seniman bernama Putu Bonus Sudiana mencoba tantangan baru dengan melukis di bodi motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft.


Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

14 Agustus 2023

Butet Kartaredjasa (kiri), Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah), dan Djoko Pekik (kanan). (Instagram/@masbutet)
Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Djoko Pekik meninggal 12 Agustus 2023. Berikut beberapa karya fenomenalnya antara lain Berburu Celeng dan Sirkus Adu Badak.


Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

6 Agustus 2023

Pameran kelompok Flemish berjudul Silence Before the Storm di Galeri Pusat Kebudayaan Jalan Naripan nomor 9 Bandung, 4-13 Agustus 2023. (ANWAR SISWADI)
Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

Pada pameran lukisan terbarunya kali ini, mereka melukis pemandangan alam bergaya naturalis dan realis seperti lanskap, sungai, dan hutan.


Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

6 Agustus 2023

Pameran kelompok seniman AbstraX berjudul Dive into the world of Painting Matters di Galeri Lawangwangi Creative Space Bandung.(Tempo/Prima Mulia)
Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

Keragaman itu menunjukkan independensi masing-masing anggota kelompok AbstraX dalam percariannya tentang makna dan arti penting lukisan.


Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

7 Juli 2023

Seniman Sri Setyawati Mulyani alias Cipuk menggelar pameran tunggal berjudul Inner Landscape di Bandung. Dok. Orbital
Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

Cipuk mengaku lebih menyukai lukisan lanskap yang sepi yang membuatnya bisa berdialog dengan diri sendiri dan Sang Pencipta Alam.