TEMPO Interaktif, Denpasar - Fotografer kawakan Rio Helmi menggelar pameran tunggal di Danes Art Veranda, Jalan Hayam Wuruk, Denpasar, Bali, mulai hari ini hingga 29 April mendatang. Dalam pameran bertajuk “Urbanities” itu, Rio menampilkan puluhan foto karyanya, yang merekam berbagai sudut kota-kota di dunia yang pernah dijelajahinya, antara lain, San Fransisco (Amerika Serikat), Bangkok (Thailand), Bihar (India), Jakarta, serta Bali.
Sepanjang penjelajahannya itu, Rio merekam kesemrawutan, keunikan, hingga kesenjangan di kota-kota itu. Namun beberapa di antaranya menyelipkan keindahan serta perenungan yang memadukan aktivitas manusia dengan lingkungannya.
Warna-warna suram tentang kesibukan manusia diwakili oleh foto-foto yang menampilkan figur-figur berwarna gelap lengkap dengan bayangannya. Mereka memenuhi stasiun-stasiun dan jalan-jalan dalam sorotan cahaya temaram. Rio juga merekam suasana ketika jalan-jalan bawah tanah sedang sepi dan suasana hening menyelimutinya.
Dalam berbagai foto itu sangat jelas bahwa wajah manusia bukanlah elemen yang penting. Sekedar pelengkap untuk ruang yang berkembang menguasainya. “Semacam dehumanisasi yang harus diterima ketika sebuah kota menjadi raksasa,” kata fotografer yang lebih terkenal dengan foto pemandangan alam dan berbagai aktivitas kebudayaan ini.
Rio berharap, orang-orang yang datang ke pameran dan menontonnya akan tergugah untuk mencoba melihat kotanya sendiri, khususnya orang-orang yang tinggal di Bali. Itu karena ia merasa Bali mulai kehilangan kenyamanannya dan tak ubahnya seperti kota-kota besar lainnya di dunia. “Kemacetan, kesumpekan, dan sampah mulai tak teratasi,” ujar fotografer yang sejak 1978 tinggal di Ubud, Bali, itu. Menurut Rio, harus ada tindakan yang radikal untuk menyelamatkan Bali yang perkembangannya makin semrawut dan tanpa kendali.
ROFIQI HASAN