TEMPO Interaktif, Surakarta - -Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta menyelenggarakan pasar seni bertema "go green, let's be creative" pada 2 dan 3 April 2011 di boulevard kampus setempat. Pasar seni yang baru pertama kali dilaksanakan tersebut dibuka pukul 9 pagi hingga 9 malam.
Sekretaris panitia Adi Prabowo mengatakan tema di atas mengajak masyarakat untuk kreatif namun tetap menjaga kelestarian lingkungan. "Karya-karya yang ditampilkan tidak melupakan pelestarian lingkungan," ujarnya kepada Tempo, Sabtu (2/4) sore.
Tak heran jika jenis karya seni yang dipajang di sejumlah stan berbau lingkungan bersih. Seperti di stan jurusan kriya seni yang memajang seni pahat kayu bertema lingkungan. "Seni lukis kaca juga tentang lingkungan," kata Wiwik Endang Lestari, mahasiswi kriya seni semester 4 yang menjaga stan. Karya seni pahat dijual antara Rp 300-400 ribu dan seni lukis kaca Rp 300-750 ribu.
Begitu juga yang terlihat di stan desain interior, seni media rekam, dan seni murni. Karya yang dipajang berasal dari mahasiswa sendiri. Mereka mengaplikasikan ilmu sekaligus promosi karya.
Dua puluh lima stan yang ada diisi oleh pelaku usaha kecil kreatif, perwakilan tiap jurusan di fakultas sastra, komunitas seperti sepeda onthel, keris, dan origami.
Pasar seni juga dimeriahkan penampilan dari beberapa seniman. Adi menyebut dalam dua hari pelaksanaan ada pertunjukan karya seni seperti musik Jepang, teatrikal, mural on the bus, dan ksatria berkuda.
"Kami juga sudah mengadakan pelatihan bagi siswa sekolah menengah atas sejak Senin lalu," jelasnya. Pelatihan tersebut tentang membatik, lukis kaca, pembuatan keramik, dan video musik.
Adi merencanakan pasar seni akan menjadi agenda tahunan. Sebab respon masyarakat cukup bagus. "Peminat stan awalnya 60 pendaftar. Kemudian kami batasi hanya dua puluh lima stan," pungkasnya.
UKKY PRIMARTANTYO