Yang membedakannya kali ini adalah kematangan akting pemain. Mereka baru saja mementaskannya dalam beberapa acara di Belanda. "Ada kekayaan pengalaman. Mereka melakonkannya di negeri yang disebut dalam kisah itu," ujar sutradara Wawan Sofwan seusai gladi bersih, Kamis (24/3).
Tahun lalu drama yang naskahnya ditulis oleh Faiza Mardzoeki ini sukses dipentaskan di Tropentheater, Amsterdam; Tong-Tong Festival, Den Haag; dan Zuiderpershuis Culturel Centrum di Antwerpen.
Konsep pemanggungan kali ini, menurut Wawan, persis sama saat pentas di Antwerpen. "Asyik sekali. Secara artistik, hampir tak ada jarak antara penonton dan panggung," ujarnya. Pementasan di Antwerpen adalah puncak dari perhelatan mereka.
Kematangan peran juga diakui Sita Nursanti, pemeran Nyai Ontosoroh. "Ada kekayaan batin yang bertambah setelah pentas di Belanda," kata Sita, yang juga personel kelompok penyanyi RSD.
Para pemain masih menggunakan formasi yang sama. Tetapi, peran Annelis Mellema, yang semula diperankan oleh Agni Melati, pada pertunjukan kali ini digantikan oleh Bintang. "Agni sedang sakit," ujar Wawan.
Drama dengan durasi satu setengah jam ini adalah pemampatan dari versi tiga jam yang pernah dipentaskan pada 2007 lalu. Berkisah tentang perjalanan hidup Sanikem, nama kecil Nyai Ontosoroh, yang dijual kepada seorang Belanda ketika masih umur belasan tahun oleh ayahnya.
Ismi Wahid