Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Silang Budaya Perupa Indonesia-Jerman  

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebanyak 14 perupa dari dua negara menggelar pameran bersama bertajuk “Crossing Signs” di Taman Budaya Yogyakarta. 7 orang di antaranya asal Indonesia, dan sisanya asal Jerman. Mereka mengangkat tema persilangan budaya.


Menurut Noor Veiga, satu di antara kurator pameran, secara fisik, budaya, sosial, dan adat istiadat dua bangsa itu jelas berbeda. Namun melalui pameran itu, perbedaan itu dikombinasikan menjadi satu tema karya. Tak hanya antar dua negara, namun juga dua benua. "Asia dan Eropa," katanya.


Meski begitu, nuansa kombinasi dua budaya dari dua negara berbeda itu terasa sungguh kental. Semisal karya seni instalasi milik Ulrike Stolte. Berbahan macam-macam kain khas kedua negara, tiga lembar kain tergantung di langit-langit ruang pameran. Ada batik, kain katun hingga jaring-jaring benang dan kasa. Lembaran kain – yang mirip rangkaian kain percah – itu tergantung mirip kelambu di ranjang.


Adapun di sisi lain ruang pameran, tergantung sebuah lukisan dengan tema peta dunia. Judulnya Dunia. Bedanya, dalam lukisan itu peta dibuat terbalik. Arah utara menjadi di bagian bawah. Adapun Selatan menjadi di atas. Akibatnya, benua Australia pun berposisi di utara. Adapun Asia, di bawahnya yang berarti di selatan Australia.


Sudjud Dartanto, kurator lainnya, mengatakan, pameran itu sekaligus sarana menguji ulang identitas. Soalnya, identitas masyarakat sangat ditentukan oleh sistem yang berlaku. "Tumpang tindih, seperti arti dari Crossing Signs," katanya.


Coba simak karya Sigit Bapak yang berjudul I Have No Land. Ini merupakan karya tiga dimensi berbentuk cangkul setinggi orang dewasa. Diletakkan di salah satu sudut ruang pamer, sebuah kalimat yang miris tertulis di tembok yang menjadi latar belakang karyanya itu diletakkan: I Have No Land.


Menurut Sudjud, karya itu menggambarkan pengalaman Sigit sebagai orang rantau. Lahir dari keluarga Jawa, orang tua Sigit adalah transmigran di Lampung. Disana, di tanah "pengharapan", mereka bertani.


Saat dewasa, Sudjud menambahkan, Sigit hijrah ke Yogyakarta untuk melanjutkan sekolah. Di sinilah, batinnya bergolak. "Saya ini orang Jawa apa Sumatera," ujar Sudjud menirukan kerisauan identitas Sigit.


Namun, tutur Sudjud, pameran ini bukan hanya menjabarkan kembali realitas identitas Sigit yang tumpang tindih. Banyak hal yang mesti kembali diuji untuk menemukan kembali jatidiri, dari identitas etnik, nasionalisme, dan gender.


Setelah di Taman Budaya Yogyakarta, rencananya pameran ini akan digelar di Galeri Nasional Jakarta, 2-10 April 2011 mendatang.



ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

4 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

11 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.