Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dagelan Damarwulan-Menakjingga

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, - Gedung Kesenian Jakarta tiada henti bergetar oleh gelak tawa yang berderai-derai pada Senin malam lalu. Sepanjang sekitar tiga jam, Ketoprak Humor Samiaji yang telah lama vakum berhasil mengocok perut ratusan penonton lewat pentas reuninya.

Malam itu, dalam pertunjukan bertajuk “Reunian Ketoprak Humor Samiaji” tersebut, kelompok teater tradisional itu membawakan lakon Damarwulan-Menakjingga arahan sutradara Aries Mukadi. Lakon yang dpentaskan itu merupakan kisah yang sangat populer, terutama bagi masyarakat Jawa. Kisah tersebut acap ditampilkan dalam tarian, wayang, maupun teater rakyat seperti ketoprak.

Damarwulan-Menakjingga  berkisah tentang Damarwulan yang mendapat perintah Ratu Ayu Kencanawungu dari Majapahit untuk mengatasi pemberontakan Menakjingga. Damarwulan akhirnya berhasil memenggal kepala Menakjingga dan kemudian dibawanya ke hadapan sang Ratu.

Lakon itu merupakan kisah yang penuh intrik dan politik. Pengemasan ceritanya biasanya dikonsep dengan sangat serius. Tapi, lewat pementasan Ketoprak Humor, kisah yang berat dan menegangkan itu justru berubah ringan, segar, dan sarat dagelan yang menggelitik. Bahkan sosok Menakjingga, yang berani menantang Ratu Kencananawungu dari Majapahit, bisa berkelakar dengan renyah.

“Ngiung..ngiung..ngiung.. aduh aku lupa pantunnya,” kata tokoh Menakjingga seraya melongo. Itulah salah satu lontaran banyolan Kadir yang “ditakdirkan” menjadi Menakjingga, dengan wajah dilukis merah dan putih mirip Bagong. “Makanya kalau latihan itu datang,” seloroh anak buahnya. Sontak tempik riuh dan  gelak tawa para penonton pun membahana.

Penampilan Ketoprak Humor malam itu telah membawa para penonton bernostalgia dengan teater tradisional yang sempat popuker di Stasiun RCTI tersebut. Para penonton juga kembali bernostalgia dengan anggota Srimulat, karena sebagian besar pemain Ketoprak Humor berasal dari grup lawak legendaris yang telah lama vakum itu, seperti Tarsan, Eko, Nunung, Tessi, Nurbuat, dan Kadir.

Selain itu, tampil pula para pengocok perut lainnya: Marwoto, Doyok, Polo, Topan, dan Kirun. “Ini banyolan kuno, yo tetep diketawain,” seloroh Kirun. “Ya, penontonnya ketahuan juga pada kuno,” ujar Kirun menambahkan. Gelak tawa pun kembali pecah.

Derai tawa para penonton lagi-lagi pecah ketika Marwoto menimpali Kirun. Menakjingga, tutur Marwoto, punya singkatan tersendiri. “Miring kepenak, njengking monggo”.

Malam itu, para pemain Ketoprak Humor yang kocak-kocak itu tampil mengenakan pakaian Kerajaan Majapahit. Alkisah, sosok Damarwulan yang digambarkan sangat tampan dan gagah memikat para selir Menakjingga, Waeta dan Puyengan. Saat bertempur melawan Menakjingga, Damarwulan mendapat bantuan dari para selir itu. Damarwulan pun berhasil menaklukkan Menakjingga dan merebut dua senjata sakti yang menjadi kuncian lawan, gada besi kuning dan pedang panjang bersarung emas.

Tapi, lagi-lagi pertempuran sengit dan menegangkan itu kembali dibawa ke suasana dagelan yang renyah dan segar. Ketika dua saudara Damarwulan, Layang Seto dan Layang Kumitir, yang diperankan oleh Eko dan Doyok, hendak membunuhnya, konspirasi jahat itu berubah menjadi banyolan nan menggelitik. Doyok yang kocak berulangkali salah menusuk, meski akhirnya Damarwulan kemudian terkapar.

Ternyata, di atas pentas Damarwulan terkapar bukan lantaran tusukan keris Doyok, melainkan dia kaget karena pemain gamelan memukul gong secara tiba-tiba. Bunyinya keras dan mengagetkan. “Aku mati karena kaget,” ujar Damarwulan sebelum tergeletak di panggung. Gelak tawa para penonton pun lagi-lagi meledak.

Ya, selain menjadi ajang nostalgia dan reuni, pentas Ketoprak Humor Samiaji malam itu benar-benar berhasil mengocok perut para penonton. Banyolan yang bertebaran sepanjang pementasan membuat gelak tawa terus berderai-derai tiada henti.  Dan Gedung Kesenian pun terus bergetar.

AGUSLIA HIDAYAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

52 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Karya gambar berjudul
Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.


Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar


Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Pemain teater Syahid berperan dalam teater bertajuk
Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI