Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahasa Realis Chusin Setiadikara

image-gnews
"Kintamani Market IV", pada Pameran lukis tunggal Chusin Setiadikara, bertema " Chusin's Realistic Painting. A Thesis." di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.(TEMPO/Jack Rachmansyah)
Iklan
TEMPO Interaktif - Lihatlah hiruk pikuk pasar Kintamani di Bali. Mereka, para pembeli dan penjaja, berkutat pada aktivitasnya masing-masing. Memilih barang yang akan dibeli, membenahi dagangan, berbincang, atau sesekali terlihat wajah yang termenung diam. Semua wajah-wajah itu tak sadar jika ada kamera yang membidiknya.

Begitulah perupa Chusin Setiadikara menangkap sudut pasar tradisional di Pulau Dewata itu dan kemudian dipindah dalam bidang kanvas. Ia ingin menampilkan subyek yang tidak sadar kamera. Dan karena itulah, subyek yang terengkam dalam lukisan realis itu tak menampilkan kepentingan lain.

Beberapa lukisannya kini tengah dipamerkan di Galeri Nasional, Jakarta Pusat. Mengambil judul �Chusin's Realistic Painting. A Thesis, pameran tunggal itu akan berlangsung hingga 25 Maret nanti.

Pada lukisan berjudul Kintamani Market, Chusin sebetulnya ingin menampilkan keadaan yang sebagaimana adanya. Menurut Jim Supangkat, yang mengkurasi pameran ini, Chusin tidak ingin lukisannya ditampilkan seperti sebuah poster yang menampilkan suatu pendapat.

Perupa kelahiran Bandung, Jawa Barat,  pada 1949 itu tak ingin lukisannya menampilkan sesuatu pendapat dan terkesan menghindari konspirasi antara dirinya dan subyek yang ia gambar dalam menyampaikan pendapat. "Chusin mendambakan kejujuran pada dirinya maupun pada subyek yang dilukisnya," ujar Jim seperti dalam katalog.

Sudah lama Chusin memilih menetap di Bali. Ia mengagumi tradisi Bali tetapi juga mengkritisi pendapat yang mempropagandakan konservasi tradisi. Chusin banyak menangkap perubahan sosial di lingkungannya. Serial lukisan yang menggambarkan pasar Kintamani itu tak lain adalah ekspresi perasaannya yang menyayangkan pasar tradisional tersebut lambat laun berubah menjadi pasar modern berdasarkan program pembangunan pemerintah.

Simak juga seri lukisan Bali yang mengambil obyek anak-anak. Empat seri lukisan dengan subyek yang sama yaitu seorang gadis cilik. Cermati lukisan berjudul Gadis Puri I (1991), Gadis Puri II (1994), Sight (1994), dan Innocent (1996). Seluruh pose anak perempuan itu frontal. Wajahnya menatap jelas kepada kamera.

Menurut Jim, Chusin seperti berubah sikap ketika menghadapi anak-anak. "Ia seperti meninggalkan sikap tidak berpendapat," ujarnya.

Pada kebanyakan lukisannya, Chusin berusaha tak melibatkan emosi karena ingin mencari karakter mendasar. Tapi, ketika menggambar anak-anak, Chusin meninggalkan itu. Caranya itu justru menguatkan tampilan perilaku mendasar pada anak-anak yang penuh rasa ingin tahu, ceria, tidak peduli, dan bahkan pemalu. Ekspresi semacam ini terkadang pada kenyataannya tak segera terlihat dalam sebuah hasil fotografi.

Chusin tak sekadar pelukis realis. Ia masih setia dengan sketsa yang membangun obyek-obyek realis dan detil sebagai proses penyelesaiannya. Sekaligus ia menguasai teknik melukis secara realistik.

Menurut Jim, dengan kecanggihan teknologi saat ini, bisa saja seorang perupa realis memanfaatkan in-focus pada pembuatan sketsa maupun penyelesaian detil gambarnya. Tapi, Chusin tak memerlukan perangkat-perangkat itu.

Untuk pembuatan sketsa lukisan realistik berukuran besar, Chusin mengatasinya dengan keharusan maju-mundur tak lain untuk menyesuaikan jarak pandang. Bahkan ia memancangkan konte pada ujung tongkat sepanjang satu setengah meter. Dengan tongkat yang telah dilengkapi konte ini, Chusin membuat sketsa jarak jauh.

 

 

ISMI WAHID

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

25 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

32 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.