Mereka menggelar performance art di bundaran Air Mancur Jalan Pahlawan Semarang Senin, (21/3) siang tadi. Mereka menggelar performance art dengan judul "Ngemis" untuk menyindir kebijakan pemerintah DKI Jakarta yang hanya mengalokasikan anggaran Rp 50 juta untuk Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin
"Untuk alokasi dana sepenting Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin hanya diberi Rp 50 juta, tapi dana yang untuk dana lainnya jor-joran," kata Anton, salah satu penggiat seni di Semarang.
Para pengunjuk rasa membacakan petisi mengingatkan pentingnya Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin. Setelah itu, mereka berdiri melingkar dan melemparkan koin ke sebuah kotak. Dalam aksi ini, mereka juga menyanyikan lagu Padamu Negeri.
Anton menyatakan tujuan aksi kali ini adalah untuk mendorong dan mendesak agar pemerintah memperhatikan pusat kebudayaan, khususnya Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin.
Menurut Anton, masalah Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin tidak hanya menjadi masalah bagi orang Jakarta, tapi juga seluruh Indonesia termasuk Semarang. Apalagi, selama ini Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin juga dijadikan sebagai salah satu pusat studi baik untuk penelitian pemerhati kebudayaan. Selain itu, pusat dokumentasi tersebut sangat penting bagi perkembangan kekayaan seni dan budaya di Indonesia.
Baca Juga:
"Pusat dokumentasi sangat penting, bagai harta karun bangsa ini," kata Anton. Zaman dulu, kata Anton, karya para pujangga pernah diangkut ke negara-negara lain, seperti Belanda. Hal itu menunjukan bahwa karya seni para pujangga sangat penting. "Masa' sekarang yang sudah terkumpul diperlantarkan," kata Anton.
ROFIUDDIN