TEMPO Interaktif, Jakarta - Bea masuk distribusi film asing berasal dari kemauan politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang ingin memajukan industri film nasional. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menceritakan, kebijakan itu muncul dari penilaian Presiden, yang melihat industri film mulai bangkit dalam enam tahun terakhir.
Hal itu, kata Jero, terbukti dari terus naiknya jumlah film nasional. Namun sineas Hanung Bramantyo mengeluhkan tingginya biaya pembuatan film. Salah satunya adalah pajak pertambahan nilai, yang mengakibatkan film nasional sulit bersaing dengan film asing. Presiden lalu menanggapi keluhan itu. "Tolong ditata semua, termasuk perpajakannya," ujar Presiden dalam sidang kabinet akhir 2010 seperti dituturkan Menteri di kantornya kemarin.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bersama Kementerian Keuangan bergerak cepat. Mereka menggodok paket aturan yang memproteksi industri film lokal. Dalam rancangan itu, pemerintah akan menghapus pajak produksi film lokal. Sebaliknya, bea masuk film impor ditetapkan hingga 23,75 persen dan pajak royalti US$ 43 sen per meter rol film yang diedarkan. "Sehingga film nasional dan film impor bisa bersaing."
Pemerintah juga menawarkan opsi pajak film impor lebih rendah dengan kompensasi importir ikut membangun bioskop baru di Indonesia. "Sekarang Indonesia hanya memiliki 600 layar," kata Menteri. Kebijakan ini semula akan diterbitkan pada Maret 2011.
Namun Kementerian Keuangan telah lebih dulu menerbitkan surat edaran yang mengatur pajak film impor pada pertengahan Januari lalu. Aturan bagi film nasional akan diterbitkan belakangan. Menteri Jero mengaku telah membicarakannya dengan pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro. "BKF akan meninjau ulang."
Paket kebijakan pajak film impor ini kemudian baru akan diberlakukan pada 30 Maret nanti, berbarengan dengan Hari Film Nasional. Saat ini film asing yang tayang di bioskop dalam negeri mencapai 200 judul. Produksi film nasional pada 2010 hanya separuhnya. Tahun ini produksi film nasional diproyeksikan 120 judul.
ANTON WILLIAM | ENDRI K