Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketika Gesang Dirampok  

image-gnews
TEMPO/Puspa Perwitasari
TEMPO/Puspa Perwitasari
Iklan
TEMPO Interaktif, Surakarta - Sosok Gesang Martohartono tetap menarik perhatian orang. Meskipun maestro keroncong Indonesia tersebut sudah meninggal pada 20 Mei 2010 lalu, hal itu tidak membuatnya lantas tenggelam dan dilupakan. Mantan wartawan Tempo, Kastoyo Ramelan, berusaha mengabadikan perjalanan Gesang semenjak menjadi seniman hingga akhir hayatnya dalam sebuah buku.

"Biografi Gesang memang sudah ada. Tapi rasanya belum ada yang menulis hingga periode wafatnya beliau," kata Kastoyo saat peluncuran bukunya pada Sabtu (19/2) malam di kawasan Ngarsopuro, Surakarta. Materi bukunya sebagian besar berasal dari hasil wawancara Kastoyo dengan Gesang sejak 1979, saat dia masih menjadi wartawan percobaan di Majalah Tempo.

Hasil wawancara itu dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku biografi. "Tentu saya tetap wawancara ulang untuk memastikan akurasinya," kata dia.

Kastoyo menampilkan sisi lain Gesang yang mungkin tidak banyak diketahui generasi sekarang. Misalnya tentang Gesang yang pernah dirampok seusai mengambil uang dari sebuah bank. Ceritanya, pada Januari 1997, menjelang Lebaran, pencipta lagu Bengawan Solo itu ingin membahagiakan keponakannya dengan membagi-bagikan uang.

Dengan mengendarai sepeda motor, Gesang mengambil sendiri uang sebesar Rp 6 juta. Uang tersebut lantas ditempatkan dalam plastik hitam dan diletakkan di setang sepeda motor. Sampai di depan rumahnya yang hanya berjarak 1 kilometer dari bank, tiba-tiba dua pemuda merampok uang tersebut. Gesang, yang saat itu berusia hampir 80 tahun, tak kuasa mencegahnya. Tapi, demi membahagiakan keponakannya, Gesang kembali lagi ke bank yang sama untuk mengambil uang Rp 5 juta.

Ada pula cerita tentang Gesang dituduh berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia karena bergabung dengan Lekra pada 1992. Gesang membantahnya dengan mengatakan bahwa ia sering pentas di berbagai tempat tanpa mempedulikan latar belakang pengundang.

Selain itu, lagu "Bengawan Solo" pernah pula dituding bukan asli ciptaan Gesang. Tuduhan tersebut tak pernah terbukti. Bahkan, tim investigasi dari Himpunan Artis Keroncong Indonesia memastikan "Bengawan Solo" benar-benar ciptaan Gesang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ciri lagu Gesang khas. Tidak ada notasi bernada setengah atau kromatis karena seruling Jawa yang digunakan Gesang memang tidak ada nada kromatis," kata ketua tim, Anjar Any, dalam pernyataannya di buku tersebut.

Buku setebal 164 halaman itu diselesaikan Kastoyo dalam waktu tiga tahun sejak 2008. Proses penerbitannya bekerja sama dengan Yayasan Gesang. Edisi perdananya dicetak tiga ribu eksemplar. Satu hal yang menjadi catatan penting penulis, Gesang selalu menjadi sosok yang sederhana dan rendah hati, baik ketika masih melarat dan hidup seadanya maupun saat sudah kaya dengan royalti yang dia terima.

Ketua Yayasan Gesang, Didit Bagus Pratondo, menyebut buku itu terlambat terbit. "Seharusnya saat beliau masih hidup, tapi gagal karena belum siap," katanya. Dia berharap biografi Gesang dapat memberi inspirasi bagi generasi muda, terutama mereka yang belum sempat mengenal Gesang.

Salah seorang adik Gesang, Toyib Martodiharjo, sangat bangga dengan kiprah Gesang di dunia keroncong. Penerbitan buku biografi ini sebagai salah satu contoh bahwa karya Gesang memang dihargai. "Semoga biografi Gesang dapat membantu memasyarakatkan keroncong sesuai wasiatnya," ucapnya.


UKKY PRIMARTANTYO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Air Meluap Sampai Jauh, Bengawan Solo Sungai Legendaris di Jawa Tengah

41 hari lalu

Petugas SAR dan Relawan mengevakuasi warga dengan menggunakan perahu saat banjir di Kampung Joyotakan, Solo, Jawa Tengah, Jumat 17 Februari 2023. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo sebanyak 21.846 jiwa dari 15 Kelurahan di Kota Solo terdampak banjir akibat meluapnya sejumlah anak sungai Bengawan Solo. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Air Meluap Sampai Jauh, Bengawan Solo Sungai Legendaris di Jawa Tengah

Meskipun sering meluap, sebagai sungai terpanjang di Pulau Jawa, Sungai Bengawan Solo memiliki sejarah geomorfologi dan profil yang menarik.


Gesang Day, Cara Solo Mengenang Spirit Sang Maestro Keroncong

2 Oktober 2023

Grup keroncong remaja OK Laras Ati dari SMK Negeri 8 Solo tampil dalam acara Gesang Day di Koridor Gatsu Solo, Ahad malam, 1 Oktober 2023. Acara itu digelar untuk mengenang sosok Sang Maestro Keroncong Indonesia, Gesang.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gesang Day, Cara Solo Mengenang Spirit Sang Maestro Keroncong

Solo is Solo mengajak generasi muda tidak melupakan sosok Gesang beserta karya-karya monumentalnya yang legendaris.


Perjalanan Gesang Sang Maestro Keroncong Mengalir Sampai Jauh

2 Oktober 2022

TEMPO/Puspa Perwitasari
Perjalanan Gesang Sang Maestro Keroncong Mengalir Sampai Jauh

Pada 105 tahun yang lalu, tepatnya 1 Oktober 1917, pemain keroncong legendaris bernama Gesang Martohartono lahir ke dunia. Ini perjalanam hidupnya.


4 Fakta Lokananta Studio Musik Tertua, Gesang dan Glenn Fredly Pernah Rekaman di Sini

16 Juli 2022

Studio musik tertua di Indonesia, Lokananta, segera direvitalisasi dan dikembangkan menjadi lebih modern.  TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
4 Fakta Lokananta Studio Musik Tertua, Gesang dan Glenn Fredly Pernah Rekaman di Sini

Berusia lebih dari 50 tahun, Studio Musik Lokananta menyimpan berbagai catatan historis perkembangan musik-musik di Tanah Air.


Profil Gesang, Maestro Keroncong Peraih Penghargaan dari Kaisar Akihito

4 Oktober 2021

Maestro keroncong Gesang menunjukkan album DVD dan VCD karya terbarunya di Hailai International Executive Club, Solo, Jawa Tengah, Minggu, 19 Oktober 2008. TEMPO/Andry Prasetyo
Profil Gesang, Maestro Keroncong Peraih Penghargaan dari Kaisar Akihito

Gesang, maestro keroncong ini menciptakan banyak lagu selain Bengawan Solo. Ia memperoleh penghargaan dari Kaisar Akihito.


Bengawan Solo Ciptaan Gesang Mengalir Populer Sampai Jepang dan Korea Selatan

1 Oktober 2021

Gesang
Bengawan Solo Ciptaan Gesang Mengalir Populer Sampai Jepang dan Korea Selatan

Lagu Bengawan Solo telah dibuat ke dalam 13 bahasa. Lagu ciptaan komponis Gesang ini populer di Jepang sejak puluhan tahun lalu, juga di Korea Selatan


Kisah Honda C-70 yang Menemani Keseharian Mendiang Gesang

1 Oktober 2017

Motor tua jenis Honda C-70 milik mendiang maestro keroncong Gesang Martohartono dipamerkan di restoran Omah Sinten, Solo, 1 Oktober 2017. Motor yang setia menemani pemiliknya itu dipamerkan memperingati ulang tahun Gesang yang dilahirkan tepat seabad sila
Kisah Honda C-70 yang Menemani Keseharian Mendiang Gesang

Motor tua jenis Honda C-70 milik mendiang maestro keroncong Gesang Martohartono dipamerkan di restoran Omah Sinten, Solo, 1 Oktober 2017. Motor yang setia menemani pemiliknya itu dipamerkan memperingati ulang tahun Gesang yang dilahirkan tepat seabad silam.


Agar Gesang Jadi Nama Jalan di Surakarta  

11 September 2014

TEMPO/Puspa Perwitasari
Agar Gesang Jadi Nama Jalan di Surakarta  

Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengubahan nama
jalan menjadi Jalan Gesang Martohartono.


Gesang Diusulkan Jadi Nama Jalan di Surakarta  

10 September 2014

Gesang ketika di Jepang pada 1994. Dok. TEMPO/Seiichi Okawa
Gesang Diusulkan Jadi Nama Jalan di Surakarta  

Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan Gesang merupakan
tokoh yang berhasil memperkenalkan nama Kota Solo hingga ke luar
negeri.


Ada Air Mengalir di Makam Gesang  

18 Februari 2012

Penyanyi keroncong legendaris Waldjinah tengah cuci tangan di Monumen Tirta Gesang, (18/02).TEMPO/Ahmad Rafiq
Ada Air Mengalir di Makam Gesang  

Sebuah monumen berdiri megah di pelataran pemakaman umum Pracimaloyo Sukoharjo, tempat peristirahatan terakhir pencipta lagu Bengawan Solo, Gesang.