Kand, kelahiran 13 Desember 1946, adalah perupa yang telah melanglang buana ke berbagai penjuru dunia. Sejak setahun ini, dia tinggal di Bali. Di sana, pada Desember 2010 lalu, dia menggelar pameran bersama pematung lokal, I Ketut Radio, di Conrad Bali Resort and Spa.
Sedikitnya ada 70 karya yang dia pemerkan di Yogyakarta saat ini, yang terdiri dari lukisan di atas berbagai media, keramik dan patung. Semua karya itu dia hadirkan dalam aneka warna yang meriah dengan obyek yang akrab dia jumpai selama ia tinggal di Indonesia, seperti barong, becak, penari, kegiatan petani di persawahan, dan ritual keagamaan.
Obyek barong muncul sebagai tema utama dalam beberapa judul lukisannya, seperti "Barong", "Hotel Bali Barong" dan "Behind the Forest With the Noisy Heart". Atau tentang ritual keagamaan di Bali yang tertuang di lukisan "A Good Day is Guaranteed for All".
Menurut dia, lukisan itu mencerminkan erotisme, impian hingga gaya hidup. "Ini menarik untuk dituangkan dalam karya," kata penggemar batik dan candi-candi di Yogyakarta itu di sela-sela pembukaan pameran di Jogja Gallery, Sabtu (19/2) malam.
Tak hanya tertuang dalam obyek lukisan, pengalaman-pengalaman selama di Bali yang dianggap menarik juga dia tuangkan sebagai bingkai lukisan, termasuk kegiatan petani Ubud di persawahan.
Juga ada patung-patung tiga dimensi. Menurut dia, patung itu dibuat bersama Ketut Radio dalam dua dimensi dan kemudian dikembangkan menjadi tiga dimensi. "Ukurannya pun lebih besar," kata dia.
Pengamat seni rupa dan staf pengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Mikke Susanto, menilai karya Kand bergaya surealisme puitik. Karyanya menggali fantasi dan impian dan diwujudkan dalam karya dengan warna cemerlang. "Ini pamerannya yang ketiga di Indonesia dan pertama di Yogyakarta," kata dia.
Secara teknis, kata Mikke, Kand melukis dengan tidak disertai konsep utuh dalam pikirannya. Hal itu diakui Kand pada Mikke melalui surat-surat elektroniknya. "Ia melakukannya begitu saja dengan kuasnya," kata Mikke.
ANANG ZAKARIA