Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Barang Pameran Dijual Rongsokan, Direktur JNM Dilaporkan Polisi  

image-gnews
artefak sisa korban erupsi Merapi pada pameran bertajuk
artefak sisa korban erupsi Merapi pada pameran bertajuk "Jogja Gumegrah Jogja Bangkit" di Jogja National Museum Yogyakarta.(ANATARA)
Iklan

TEMPO Interaktif, Yogyakarta– Ketua Umum Jogja Art Share Totok Sudarto melaporkan Direktur Eksekutif Jogja National Museum (JNM) KPH Wiroinegoro ke Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta karena dianggap telah menggelapkan dan merusak artefak sisa bencana Merapi yang dipamerkan. Barang-barang yang dipamerkan di JNM pada Desember 2010 lalu digelapkan dengan cara dijual rongsokan dan sisanya dibakar.

“Rabu (16/2) kemarin akhirnya kami laporkan,” kata Totok di Taman Budaya Yogyakarta, Jumat (18/2) sore.

Menurut mantan Wakil Bupati Bantul itu, sedikitnya ada 80 artefak yang dijual Wironegoro. Diantaranya berupa rongsokan mobil dan motor yang hancur akibat erupsi Merapi. Selain itu ada meja-kursi, gelas, tabung gas, peralatan dapur, bekas atap rumah hingga peralatan rumah tangga lain yang juga rusak akibat bencana Merapi.

Barang-barang itu diperoleh Totok dengan cara meminjan dari warga Dusun Ngepringan Desa Wukisari Kecamatan Cangkringan Sleman Yogyakarta yang menjadi korban bencana Merapi. “Jika dibakar atau dibuat manusia, (bentuknya) tak akan seperti itu,” kata dia.

Sebelumnya bersama ratusan karya seni lain, artefak itu dipamerkan dalam pameran seni rupa di JNM dengan tema Jogja Gumregah Jogja Bangkit selama 14 hari dari 10-24 Desember 2010 lalu. Artefak itu dipamerkan di lantai 1 dan disusun ulang untuk merekontruksi ruang tamu, dapur, ruang pertemuan hingga atap rumah warga yang menjadi korban merapi.

Secara kronologis, menurut Totok, penjualan dan pembakaran artefak itu bermula dari saat pameran telah berakhir, 24 Desember. Hingga dua hari kemudian, pada 26 Desember, pembongkaran berakhir. Meski telah dibongkar, artefak itu tak dapat segera diambil dari JNM dan dikembalikan ke warga. Sesuai dengan persetujuan Wironegoro, artefak itu akhirnya dititipkan ke JNM dan disimpan di salah satu ruangan di lantai 1.

Karena kesibukannya, hingga awal Januari Totok belum dapat mengambil artefak itu. Dan pihak JNM pun memindahkan barang itu, dari dalam gedung ke pendapa Sasana Ajiyasa. Pemindahan tak berhenti. Dari tempat itu, lanjut Totok, tanpa sepengetahuannya, artefak kembali dipindahkan ke luar pendapa dan hanya ditutup terpal pada 23 Januari.

“(Dipindah) di bawah pohon beringin,” kata dia. Kendati demikian, “Saya masih berterimakasih masih diberi tempat disana,” kata dia. Baru pada 11 Februari kemarin, saat hendak mengambil, Totok tak mendapati artefak itu di tempatnya.

Dia mengatakan setelah ditelusuri, ternyata artefak itu dijual pada seorang pengepul barang bekas tak jauh dari gedung JNM di jalan Amri Yahya Yogyakarta seharga Rp 1,7 juta. “Dijual rongsokan, semuanya ada 660 kilogram,” kata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Upaya kembali mendapatkan artefak pun dilakukan Totok. Dia datangi pengepul itu dan hasilnya barang telah dijual kembali ke seorang penadah barang bekas di sekitar Prambanan. “Dari sana, barang itu sudah dijual ke Surabaya dan dilebur sebagai besi bekas,” kata dia.

Menanggapi hal itu, Wironegoro menilai panitia pameran tak bertanggung jawab menjaga barang-barang yang dipamerkan. Berkali-kali selama sebulan lamanya seusai pameran, dia hubungi panitia pameran melalui telepon tapi tak sekalipun mendapat jawaban. “Hingga akhirnya JNM turun tangan sendiri,” kata dia tanpa terperinci menjelaskan maksudnya turun tangan.

Kalaupun sampai dipindah hingga tiga kali, kata dia, itu karena panitia tak pernah mengurusi barang miliknya. Mereka dianggap tak profesional dalam bekerja. Sementara acara pameran dan kegiatan lain di JNM harus tetap berjalan dengan memanfaatkan ruang yang ada. “Di Jogja, saya ini hanya abdi budaya,” kata dia.

Terkait dengan masalah hukum yang kini menjeratnya, Wironegoro menyatakan tetap akan menghormati proses hukum yang sedang berjalan. “Silahkan saja (melaporkan),” kata dia, “Saya tidak kebal hukum.”

 

 ANANG ZAKARIA

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

31 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

38 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.