Riky Fauzi Rachman, Ketua FKPPM Kabupaten Karawang, menilai film layar lebar yang dibintangi artis Julia Perez dan Dewi Perssik tersebut telah merendahkan harkat dan martabat serta kebudayaan lokal Karawang. "Semua unsur yang terlibat dalam film AGK tersebut telah melakukan pelecehan terhadap kondisi sosial budaya yang tumbuh di bumi Karawang," kata Riky. "Film tersebut juga telah melabrak norma, etika dan moral”.
Menurut Riky, goyang Karawang sesungguhnya tidak mempertontonkan sisi porno aksi dan pornografi seperti yang gambar dalam film AGK. "Sebab, goyang Karawang sesungguhnya beretika, santun dan sangat menjunjung tinggi nilai luhur budaya lokal," ujarnya.
Gabungan Organisasi Wanita dan Aliansi Perempuan dan Masyarakat Karawang juga turut mengecam film itu. "Film AGK telah merendahkan harkat dan martabat perempuan Karawang," kata Siti Fatimah, salah seorang penggiat Aliansi Perempuan dan Masyarakat Karawang (APMK).
Deni Andriana, salah seorang pemerhati masalah seni dan budaya Karawang, menilai isi film yang disutradarai Helfi Kardit itu sama sekali tak ada relevansinya dengan goyang Karawang baik dari sisi goyang Karawang sebagai sebuah istilah atau goyang Karawang sebagai kesenian yang tumbuh di bumi di Karawang. "Goyang Karawang dalam film AGK ditafsirkan sebagai perilaku mesum, itu narsis sekali," ujar Deni.
NANANG SUTISNA