Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Indonesian International Fiber Art Exhibition 2011  

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Make Not Map adalah kata kunci. Tercetak di atas selembar gedhek berukuran hampir 6 meter persegi, kalimat itu dicetak berulang kali membentuk garis horisontal. Seni instalasi yang dibuat Lampu Kuning, kelompok perupa yang terdiri dari 8 orang itu, telah cukup menggambarkan pertautan seni serat di Nusantara.

Untuk menggambarkan ide itu, mereka menggunakan idiom tali yang terbuat dari serabut batang daun kelapa. Terkait pada sebuah jarum berukuran besar yang terbuat dari kayu, tali itu menembus gedhek dan membentuk sulaman tak beraturan.

Menurut Dwijoko Harianto, satu diantara 8 perupa Lampu Kuning, awalnya seni instalasi itu akan dibuat dengan memanfaatkan dinding tembok pameran. "Karena takut dinding rusak, maka diganti gedhek," katanya ditemui di sela pembukaan pameran seni serat berjudul "Fiber Face 3: Indonesian International Fiber Art Exhibition 2011" di Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu (12/2) malam kemarin.

Kurator pameran Joanna Barrkman dalam catatannya menyebutkan, karya itu mempertunjukkan segi tersembunyi dari suatu situasi.

Pameran bertema Transformation itu tak hanya mengeksplorasi seni serat secara konvensional yang terbuat dari jaringan nabati. Semisal kapas, daun, rotan, bambu ataupun tali. Tapi sekaligus mengeksplorasi seni serat dalam bahan dan teknik lain, seperti patung yang dianyam dari bilah logam, kebaya dari lembaran aluminium dan pita kaset audio yang dibuat menjadi gaun.

Sesuai temanya, karya puluhan perupa dari dalam dan luar Indonesia pada pameran itu dibebakan dalam sejumlah cluster. Yakni transformasi bahan serat lewat teknik. Cluster ini menghadirkan teknik sulaman tangan dan mesin, aplikasi, aplikasi balik, renda, tenun hingga penggandengan. Selain itu, karya seni serat yang dipajang di cluster itu juga menampilkan berbagai bahan, benang-pintal sutera, benang buangan limbah, kertas buatan tangan hingga bahan konvensional semisal kain katun.

Di antara karya seni serat di sini adalah karya Bambang Trilaksana berjudul Wild Imagination, Esti Siti Amanah Gardana berjudul Journey Across the Sahara Desert atau Charissa Delima berjudul Translucence.

Adapun cluster berikutnya menampilkan identitas pribadi, sosial, budaya, dan politik. Karya-karya yang ditampilkan di sini di antaranya adalah karya berjudul Treasure oleh Kahfiati Khadar. Karya berupa kebaya itu terbuat dari foil dan stitched. Atau karya Istnataini Rahmadillah yang berjudul Here dan terbuat dari folded dan forged metal serta karya Yuni Bening berjudul Reversed Good-Good Reversed yang berupa puluhan topi berukuran kecil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun cluster ketiga menampilkan transformasi lingkungan. Di antaranya adalah karya Indrani Ashe dan Arum Sekar Prameshwari berjudul Inner Space, Tofan A Widianto berjudul Save The Earth dan Dian Widiwati berjudul Earth.

Dan yang terakhir adalah cluster menembus kategorisasi. Dari bahan dasar, tema dan ekspresi gagasannya, cluster ini menggambarkan keragaman penciptaan seni serat kontemporer. Di antara karya yang dipajang di sini adalah karya Aprina Murwanti berjudul In Memorian Love, Mella Jaarsma berjudul Image of a No Dream dan Ayu Aulia berjudul Butterfly.

Selain itu dalam pameran yang akan digelar hingga 25 Februari nanti itu juga menyediakan pojok ruang tersendiri untuk memajang beragama kain khas Batak. Seni serat di Batak dipercaya terlah berkembang sejak ribuan tahun silam. Asal muasalnya dari mitos seorang dewi di "dunia atas", yakni Si Boru Deak Parujar.

Sejak itulah, manusia mulai menenun hingga kini. Dan, pameran ini tentu akan menjadi sebuah penghormatan bagi penenun pertama dan kemampuan kreatif dan teknis bagi keturuan sang dewi di bumi.

ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

24 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

30 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.