Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Setia Mengusung Irama Melayu-Aceh  

image-gnews
Pertunjukkan musik
Pertunjukkan musik " Rafly WaSAJA" di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan. (04/02/11) TEMPO/ JACKY RACHMANSYAH.
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kata-kata itu diucap dengan ritme yang sangat cepat dan tanpa jeda. Hampir mirip nonsense word, terdengar seperti tanpa arti. Ya, Rafly baru saja meratib satu syair yang ditulis oleh Syech Hamzah Alfansuri dalam lagu Perahu. Lagu ini bercerita tentang roda keseimbangan dan suasana kemakmuran di kerajaan Iskandar Muda.

 

Jumat malam pekan lalu, Rafly bersama grup jazznya, RaflyWaSAJA, menyuguhkan pertunjukan jazz dalam sentuhan Melayu-Aceh di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta. Performa jazz dihadirkan dengan warna etnik Aceh yang sangat kental.

 

Sebagai vokalis, Rafly masih setia menjaga karakter suara etnik Aceh. Tak susah baginya untuk menggabungkan dua jenis musik ini. “Melodinya sudah akrab sehingga kolaborasi ini mudah terjadi,” ujar Rafly. “Apalagi lagu Melayu memiliki cakupan yang sangat luas”.

 

Bersama personil lainnya – seperti Adi Darmawan (bass), Mochammad Saat Syah (seruling), Agam Hamzah (gitar), dan Jalu Gatot Pratidina (perkusi) – Rafly menggubah lagu-lagu Aceh ini dengan sentuhan yang tak hanya jazz tetapi etnik daerah lain.

 

Lagu Hom, misalnya. Lagu itu diawali dengan sentuhan kendang Sunda oleh Jalu. Pukulan kendang tetap dipertahankan sembari disusul bass dan gitar. Instrumen-instrumen itu seperti berdialog satu sama lain. Sentuhan jazz modern juga nampak di sana.

 

Begitu vokal Rafly masuk, maka seketika lagu berubah menjadi warna Melayu. Lagi-lagi Rafly memasukkan syair dalam bahasa Aceh yang diucap dengan sangat cepat dan tanpa jeda. Vokal, perkusi, dan instrumen lainnya saling bereksplorasi. Hom, bahasa Aceh yang berarti entah ini, dibuat pada 1999 saat puncak konflik Aceh. Lagu ini menggambarkan suasana wilayah tersebut yang serba terisolasi.

 

Tak hanya itu, lagu-lagu religi juga dihadirkan. Shalawat dan Kalimat Ta'ibah diperdengarkan dengan sentuhan jazz. “Musik ini dibingkai dan harus ada makna. Sentuhan religi menjadi pesan untuk sesama,” kata Rafly.

 

Tak heran, penonton terdengar riuh bertepuk tangan untuk RaflyWaSAJA. Misalnya, saat lagu berjudul Jodoh dimainkan. Beberapa penonton terlihat ikut bergoyang mendengar irama itu. Memang, beberapa bagian dimainkan sesuai dengan wujud asli lagu tersebut. Baru bagian lain kemudian diubah dengan aroma jazz yang serba disonan dan penuh sinkopasi. Gubahan lagu etnik ini selalu menghadirkan kejutan.

 

Tiba-tiba saja terdengar seruling bergaya India yang dimainkan oleh Saat dalam lagu Haro Hara Kiamat. Lalu dengan cepat beralih menjadi Melayu saat vokal Rafly masuk di lagu tersebut. Atau, Jalu yang mengeskplorasi berbagai macam alat perkusi di hadapannya menjadi performa tanpa melodi. Begitu juga dengan Adi yang menaburkan paku-paku logam pada lembar seng dengan teratur. Suara perkusif yang dihasilkan itu kemudian dikolaborasikan dengan permainan gitar Agam.

 

Penampilan mereka malam itu mampu menjaga mood penonton dengan garapan yang tak monoton. RaflyWaSAJA terbentuk pada awal Juli 2010. Berlima mereka setia mengusung tema religi dan balada dengan corak jazz etnik Aceh-Melayu. Dalam kurun waktu 3 bulan, grup musik ini sudah menghasilkan sepuluh lagu, antara lain, Perahu, Shalawat, Kalimat Ta'ibah, Hom, dan Haro Hara Kiamat.

 

 

ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tiga Konten Kreator Prank yang Berakhir di Balik Jeruji Besi, Terakhir Galih Loss

1 menit lalu

Tiktoker Galihloss3 memegang HP yang digunakan untuk mengunggah konten yang diduga bermuatan SARA. Dokumentasi Polda Metro Jaya
Tiga Konten Kreator Prank yang Berakhir di Balik Jeruji Besi, Terakhir Galih Loss

Sebelum penangkapan kreator konten Galih Loss , ada dua Youtuber lainnya yang dicokok karena konten prank yang dibuatnya.


Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

5 menit lalu

Cina akan garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.


Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

13 menit lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. TEMPO/Tony Hartawan
Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.


Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

16 menit lalu

The Black Dog, Vauxhall, London. Instagram.com/@theblackdogvauxhall
Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya


Dua Remaja Dipergoki Curi Baut Bantalan Rel Kereta Api

18 menit lalu

Ilustrasi pencuri. Dok.TEMPO/Fully Syafi;
Dua Remaja Dipergoki Curi Baut Bantalan Rel Kereta Api

Mereka berencana menjual baut bantalan rel kereta api itu kepada penadah barang bekas.


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

19 menit lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan,

21 menit lalu

Ilustrasi gelombang Rossby. Aasnova.org
Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan,

BMKG mendeteksi faktor-faktor atmosfer pemicu kenaikan curah hujan di berbagai wilayah. Masyarakat harus mewaspadai cuaca ekstrem.


Ketakutan Raisa Sebelum Bikin Film Dokumenter Harta Tahta Raisa

21 menit lalu

Produser Dipa Andika, Raisa, dan Soleh Solihun setelah menghadiri konferensi pers peluncuran poster dan trailer film dokumenter Harta Tahta Raisa, di Jakarta, Selasa, 23 April 2024. Tempo/Marvela
Ketakutan Raisa Sebelum Bikin Film Dokumenter Harta Tahta Raisa

Raisa mengungkapkan ketakutannya sebelum memutuskan untuk membuat film dokumenter berjudul Harta Tahta Raisa.


Pembunuhan di Kedai Anak Mami, Pelaku Tinggalkan Korban dalam Kondisi Pendarahan Saat Mengugurkan Janin

22 menit lalu

Agustami (27 tahun), tersangka pembunuhan wanita hamil di Kelapa Gading, meminta maaf dan berbela sungkawa atas kematian korban, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Pembunuhan di Kedai Anak Mami, Pelaku Tinggalkan Korban dalam Kondisi Pendarahan Saat Mengugurkan Janin

Seorang wanita menjadi korban pembunuhan. Jasadnya ditemukan di sebuah Kedai Anak Mami di Kelapa Gading. Hendak menggugurkan janin.


Dosen Universitas Cambridge Jelaskan Dugaan Penjiplakan Artikel Ilmiahnya oleh Dosen ITPLN

27 menit lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen Universitas Cambridge Jelaskan Dugaan Penjiplakan Artikel Ilmiahnya oleh Dosen ITPLN

Asisten profesor di University of Camridge Ilias Alami mengungkap dugaan tindakan plagiarisme oleh akademisi ITPLN.