TEMPO Interaktif, Jakarta - Aktor senior Mathias Muchus kini jadi sutradara. Ia telah merampungkan proses editing Rindu Purnama, film pertama yang disutradarainya itu. Film ini diproduksi Mizan Productions, yang sebelumnya merilis film 3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta dan meraih tujuh Piala Citra dalam Festival Film Indonesia lalu.
Setelah proses pengambilan gambar selesai pada September tahun lalu, ia langsung dihadapkan pada kesibukan lain: mendampingi semua proses pascaproduksi. Tak mengherankan bila kemudian Muchus bolak-balik ke Jagakarsa, tempat editing offline dilakukan.
Lain waktu, dia berada di Studio Eltra, Kemang, untuk mendampingi editing online. Dia juga sering "nongkrong" di Studio Fourmix di kawasan Kebayoran Baru untuk mendampingi proses dubbing serta mixing suara dan musik.
Rindu Purnama adalah film keluarga berlatar belakang cerita tentang anak jalanan yang terkena amnesia setelah tertabrak mobil seorang eksekutif muda bernama Surya. Peristiwa tabrakan tersebut sekaligus mengantarkan Surya pada realitas hidup lain, yakni sebuah dunia anak-anak jalanan yang tidak pernah disinggahi.
Bagi Muchus, menyutradarai Rindu Purnama seolah menjadi curahan emosinya. Sebab, selama berkarier sebagai aktor, dia sering merasa tidak puas atas apa yang dibuat oleh sutradara yang pernah mengarahkannya. "Sebagai pemain, saya sering mempunyai keinginan-keinginan yang tidak dibuat oleh sutradara."
"Misalnya, seharusnya sutradara membuat adegan seperti ini. Angle-nya dari sini, atau harusnya pemainnya berakting seperti ini. Ketidakpuasan-ketidakpuasan itu terakumulasi semenjak saya pertama bermain film," ucapnya, panjang-lebar.
Pemeran Tarjo dalam sinetron Losmen, yang booming pada 1980-an, ini berharap, melalui film itu, penonton bisa mengambil pesan moral yang membicarakan tentang keseimbangan hidup dan kehidupan kota besar.
I TULUS WIJANARKO