Lulus sarjana sastra Inggris dari Universitas Columbia, ia melanjutkan studi di Tisch School of the Arts New York University dan sempat menjadi asisten dosen sutradara film terkenal Nicholas Ray. Namun Jarmusch tak pernah memperoleh gelar dari New York University.
Sepanjang 24-26 Januari ini, Bentara Budaya Jakarta memutar delapan film karya Jarmusch. Film cerita panjangnya yang diputar pertama di Bentara Budaya Jakarta Senin kemarin, Stranger than Paradise (1984, 95 menit), memperoleh banyak penghargaan, dari Golden Leopard di Festival Film San Locarno dan Palm d’Or di Festival Film Cannes. Film komedi hitam putih yang dibuat dengan gaya minimalis ini dinilai berhasil mentransformasi dunia perfilman independen Amerika. Kisahnya berputar pada keseharian hidup seorang emigran Hongaria, sahabatnya, dan sepupu perempuannya di kota New York dandi sebuah suburban Florida.
Film kedua yang diputar, Down by Law (1986, 107 menit), masih hitam putih, bercerita tentang kehidupan narapidana dan pelarian mereka dari penjara yang digarap dengan ringan dan jenaka. Film ketiga dan keempatnya, Mystery Train (1989, 115 menit) dan Night on Earth (1991, 125 menit) juga bercorak komedi.
Film kelima yang diputar malam ini, Dead Man (1995, 121 menit), yang dibintangi Johnny Depp, disajikan sebagai film hitam putih, lebih sebagai film western modern. Baru pada film keenam, Ghost Dog: The Way of the Samurai (1999, 116 menit), yang akan diputar besok sore, Jarmusch menyajikan sebuah film kriminal. Film ini dibintangi Forest Whitaker. Film ketujuh, Broken Flower (2005, 107 menit), adalah sebuah film drama psikologis yang dibintangi komedian Bill Murray. Film terakhir yang diputar besok malam, The Limits of Control (2009, 116 menit), adalah sebuah film drama kriminal.
Selain pemutaran film, Bentara Budaya juga menggelar diskusi tentang film-film Jim Jarmusch. Diskusi yang digelar Selasa petang ini akan dibahas oleh penulis skenario Rayya Makarim.
KALIM/Pelbagai Sumber