Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengintip Jejak Desain Produk Jepang  

image-gnews
Pameran Japanese Design Today 100 di Galeri Nasional, Jakarta. Foto:TEMPO/Aryus P Soekarno
Pameran Japanese Design Today 100 di Galeri Nasional, Jakarta. Foto:TEMPO/Aryus P Soekarno
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ada kalanya kita akan keheranan ketika menyambangi suatu tempat yang entah. Tak jarang rasa takjub itu menjebak kita manakala benda yang ditemui memiliki bentukan lain dibandingkan dengan yang biasa kita lihat.

 

Tanpa sadar, di tempat yang asing itu, kita memindai segala sesuatu yang tampak mata, dari topografi tempat, bangunan maupun fasade di wilayah itu. Hingga hal-hal yang nampaknya sepele : peralatan sehari-hari yang digunakan masyarakatnya. Maka kita bisa menerka bagaimana budaya lokal dan sifat masyarakat yang hidup di situ.

 

Begitulah setidaknya kesan yang akan muncul dari instalasi-instalasi Japanese Design Today 100 yang dipamerkan di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, hingga 6 Februari mendatang. Tak lain, instalasi tersebut adalah barang-barang industri yang digunakan masyarakat Jepang.

 

Boleh jadi ketika melihat pameran ini, kita akan bernostalgia dengan ingatan kita akan benda berlabel Made in Japan yang kerap kita temui. Nama-nama produsen yang tak asing kita dengar seperti, Sony Corporation, Toshiba Corporation, Honda Motor, Toyota Motor, Canon Inc dan lainnya akan mudah kita temukan dalam pameran ini. Produk buatan Jepang ini menjadi semacam label yang meluas dengan kualitas yang tak perlu dipertanyakan lagi.

 

Selain menghadirkan benda-benda desain masa kini, sebanyak 13 di antaranya adalah benda industri tahun 1950an hingga 1980an. Lihat saja produk motor Super Cub C 100 yang dikeluarkan oleh Honda Motor Co., Ltd tahun 1958. Tampilan motor kuno yang kecil dan ramping karya desainer Jozaburo Kimura tentu sudah tak banyak ditemukan lagi di Jepang. Atau, desain kameran Nikon SLR seri F awal yang dibuat tahun 1959 juga ditampilkan.

 

Pameran ini menyuguhkan benda-benda keseharian yang beberapa di antaranya terkesan remeh temeh tetapi sangat fungsional dan tak jarang sublim. Perajinnya seolah memakai kecermatan yang seakan-akan menggarap semua produk materialnya dengan kekaguman terhadap produk itu. Lihat saja wadah garam dan merica bubuk yang mereka sebut dengan Snowman: Salt and Pepper Shakers, yang diproduksi oleh perusahaan Authentics tahun 1998. Perancang Azumi bersaudara hanya memindahkan bentukan manusia salju menjadi wadah penyedap rasa yang mungil dan fungsional.

 

Atau kita bisa lihat jas hujan yang diproduksi oleh A-net Inc tahun 1994. Semua masyarakat di wilayah manapun mengenal jas plastik untuk menutupi badan agar tak terkena hujan. Tetapi Kosuke Tsumura mendesainnya dengan banyak kantong di jas tersebut. Hingga berbagai benda, seperti buku catatan kecil, peta, alat tulis bahkan botol air mineral dapat disimpan dalam kantong tersembunyi itu.

 

Banyak benda yang sejatinya kerap kita temui tersaji dalam pameran ini. Menurut salah seorang kurator, Hiroshi Kashiwagi, dalam periode pasca-perang, desain produk sehari-hari Jepang sangat dipengaruhi oleh Amerika Serikat. “Sebuah tren yang secara akurat mencerminkan situasi keseluruhan budaya Jepang pasca-perang,” tulis Kashiwagi dalam katalog. Tak dipungkiri, ilmu dan teknologi Jepang mulai beralih dari produk yang mulanya “besar dan berat” menjadi produk yang “ringan dan mungil”.

 

Bahkan dari produk yang “ringan dan mungil” itu, tetap saja diperhitungkan aspek-aspek sepele dan personalnya. Rasa akrab terhadap obyek sangat memungkinkan para desainer menciptakan bentukan baru semaunya tanpa menghilangkan fungsi yang semestinya. Asbak rokok portable, misalnya. Mereka menciptakannya untuk dapat dibawa kemana saja meski dengan dalih peduli terhadap lingkungan.

 

Kiranya tepat pernyataan kurator pameran, Rizki A. Zaelani, dalam katalog bahwa pameran ini lebih berlaku sebagai undangan bagi kita untuk mengingat-ingat kembali hubungan kita dengan barang-barang keseharian kita, mengenang, atau bahkan menimbang lagi apa yang pernah kita tahu mengenainya.

 

 

ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

33 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

39 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.