Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta itu kemudian mengajak membayangkan sebuah pohon. Menurut Dyah, asal tak tercerabut akarnya, pohon akan terus tumbuh. Dahan dan rantingnya akan kembali berkembang meski berkali-kali dipotong. Daunnya pun akan kembali bersemi meski berkali dipangkas.
Filosofi pohon ini mengilhami gadis itu berinisiatif menggelar pameran seni rupa bertema “Suatu Cerita Tentang Markisa” di Via-Via Alternative Art Space (nama galeri sekaligus kafe itu). Puluhan lukisan di atas media kertas dan kayu, foto dan pusisi koleksi pribadi sekaligus milik teman-temannya dipajang di galeri itu dari 20 Januari hingga 5 Februari mendatang.
Umumnya, gambar-gambar yang dipajang di dinding Via-Via adalah sketsa yang dia gambar untuk melengkapi cerpennya. Di sela kuliah, Dyah menyempatkan menulis cerpen untuk dikirim ke sebuah koran lokal di Yogyakarta. Bentuknya bermacam-macam, namun kebanyakan bergambar wajah dan orang dan digambar di atas kertas.
Selain milik Dyah, ada juga gambar milik teman-temannya yang dipajang di Via-Via Alternative Art Space itu.
ANANG ZAKARIA