Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eksplorasi Organic Mind Mantra

image-gnews
Pameran tunggal bertema Organic Mind karya Mantra di Sangkring Art Space Yogyakarta. TEMPO/Anang Zakaria
Pameran tunggal bertema Organic Mind karya Mantra di Sangkring Art Space Yogyakarta. TEMPO/Anang Zakaria
Iklan

 

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Enam lukisan itu berukuran sama, 130 x 130 sentimeter. Gambar di atas kanvasnya juga sama, yakni potret diri gitaris legendaris asal Amerika Serikat, Jimi Hendrix, dalam postur setengah badan dengan tangan menyilang di depan dada. Masing-masing lukisan dipasang berdampingan. Jika diamati berurutan, jelas terasa pelukisnya ingin menampilkan sebuah perubahan.


Di lukisan paling kiri, lukisan Hendrix tergambar dengan gaya realis. Semakin ke kanan rasanya makin abstrak. Lukisan yang terpajang di sebelah kanan lukisan pertama, wajah dan bagian badan Hendrix mulai bertabur daun. Di dadanya, guratan garis tak beraturan ditambahkan. Jadi mirip akar pohon yang sedang tumbuh.


Dan makin ke kanan, daun mulai bersemi lebih banyak di wajah Hendrix. Perubahan dalam gambar Hendrix kian kental di lukisan kedua dari kanan. Rambut kribonya berupa daun semua. Hingga akhirnya menjadi "pohon" Hendrix dengan rambut daun, muka ranting, dan tubuh akar.

Adapun di lukisan paling kanan, yang menjadi lukisan terakhir dari deretan lukisan itu, Hendrix digambar kembali seperti semula. Tapi, dibanding yang pertama, dengan gaya realis, kali ini bentuknya abstrak beraneka warna. Cukup ceria dan ramai kesannya.


If Six Was Nine adalah judul keenam lukisan karya Nyoman Mantra itu. Bersama 12 karyanya yang lain, lukisan karya pelukis asal Bali yang kini menetap di Lombok itu dipajang dalam pameran tunggal di Sangkring Art Space, Bantul, Yogyakarta, 10-28 Januari ini.


Dalam enam lukisan bergambar Jimi Hendrix itu, tema pameran "Organic Mind" yang diangkat Mantra sangat kuat tergambar. "Organic Mind" adalah sebuah ide memadukan dua jenis kecerdasan manusia, yang alami dan buatan, antara intelegensia genetik dan yang bisa diperoleh dari proses pembelajaran selama manusia hidup.


Menurut Mantra, Jimi Hendrix adalah gitaris nomor wahid yang paling berpengaruh dalam sejarah musik rock dunia. Hendrix pula yang melahirkan teknik bermain gitar secara modern. "Saya tumbuh bersama karya dia sejak SMA," kata Mantra, yang sangat mengagumi Jimi Hendrix.


Dan siapa sangka, ternyata sang gitaris mendapat keterampilan bermusiknya secara otodidaktik. Dia telah membawa bakat musiknya sejak lahir. Tentu saja, dengan modal bakat yang tak semua orang memilikinya itu, Hendrix terus mengasah talenta musiknya lewat latihan sendiri, tanpa sekolah.

Bakat bawaan Hendrix itu, menurut Mantra, adalah organic mind. "Itu alasan kenapa saya memilih dia sebagai ikon," ujarnya menjelaskan.


Mantra sengaja memasukkan unsur daun dalam tiap lukisan. Menurut dia, daun dianggap sebagai sebuah simbol alam, yang selalu tumbuh dan berkembang. Tak hanya dalam If Six Was Nine, daun juga hadir dalam karyanya yang lain.


Semisal lukisan berjudul Composition in E Minor. Lukisan di atas kanvas berukuran 245 x 160 sentimeter itu menggambarkan drama erotis dua insan berbeda jenis yang tengah bercinta. Daun hadir sebagai kepala dan rambut sosok pria dalam lukisan itu.


Atau lukisan berjudul On the Road to Pat Matheny di atas kanvas berukuran 185 x 145 sentimeter. Dalam lukisan itu, Mantra menggambar seekor kuda dengan tali kendali berbentuk ranting lengkap dengan daun. Dia atas kuda tersebut, tergambar rimbun dedaunan sebagai penunggangnya.


Dalam tiap lukisannya, Mantra sekaligus menyelipkan riset pemikirannya tentang hubungan antara bunyi bahasa dan bentuk tulisan yang dikenal di masing-masing belahan dunia. Bentuknya adalah huruf-huruf yang mirip perpaduan dua jenis huruf, Cina dan Jawa kuno (hanacaraka). Huruf yang hanya dia mengerti sendiri itu hadir tergambar di hampir semua lukisan karyanya.Menurut dia, ide bentuk huruf yang dia tuliskan itu keluar berhamburan begitu saja dari kepalanya. Tak penting bagi dia apa artinya. "Yang penting, dikeluarkan dulu," katanya.


Cara itu dianggap sebagai eksplorasi sebuah ide orisinal (organic mind) dalam dirinya. Bagi dia, semua itu adalah proses. Ibarat sebuah perjalanan panjang, ide itu kelak akan bermuara menjadi satu ide besar. Ide seperti itu, tutur Mantra, tak hanya terwujud dalam satu jenis karya seni. Bisa jadi, dia akan berubah menjadi karya yang lain. Semisal musik atau yang lainnya.


ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

32 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

39 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.