Pendapatannya mencapai 10,2 miliar yuan (Rp 14 triliun) dan Biro Film Cina meminta para pembuat film Cina perlu meningkatkan kemampuannya untuk bersaing dengan film-film Amerika.
"Avatar" adalah film terlaris di Cina pada 2010 dengan meraup sekitar Rp 1,8 triliun. Sebaliknya, film terlaris Cina, "Aftershock", hanya mengumpulkan Rp 900 miliar.
"Keberagaman film Cina belum cukup. Pengembangan genre-genrenya masih berada pada tahap peniruan dan duplikasi sederhana," kata Biro Film pada Senin (10/1).
"Pendapatan 10 milar yuan masih jauh dari nilai kekuatan dunia film dan masih jauh dari langkah mempertahankan pertumbuhan ekonomi," kata Biro.
Pendapatan bisnis film di Cina itu hampir tiga kali lipat dari yang bisa diraup para sineas Holllywood. Menurut data statistik Motion Picture Association of America (MPAA), penjualan tiket film di Amerika Utara hanya mencapai Rp 5,4 triliun pada 2009.
Cina baru membuka 300 bioskop baru tahun lalu. Sebanyak 1.533 layar baru itu menambah jumlah layar filmnya menjadi 6.200.
Menurut Biro, film Cina tak cukup hanya mendapat pujian, tapi juga harus mampu mempertemukan "permintaan pasar dan permintaan budaya penonton".
Meski menuai kritik, popularitas film Cina meningkat tahun lalu. Dari 526 yang dirilis pada 2010, 59 di antaranya meraup lebih dari Rp 13 miliar.
iwank | BBC