TEMPO Interaktif, Jakarta -Di awal tahun baru, layar perak Indonesia ditandai dengan film bernuansa religi bertajuk Khalifah. Film teranyar Triximages dan Frame Ritz Pictures ini menyuguhkan duet baru Marsha Timothy-Indra Herlambang. Dengan latar belakang kehidupan pernikahan islami, sutradara Nurman Hakim melandaskan konflik pada persoalan kemasyarakatan dalam kehidupan nyata.
Sebagai sorang suami, Rasyid (Indra Herlambang), bukanlah pilihan yang buruk bagi Khalifah (Marsha Timothy). Rasyid dikenal sebagai pemuda yang soleh, taat beragama, dan sayang dengannya. Apalagi, sepeninggal ibunya, keluarga Khalifah disokong penuh oleh Rasyid.
Intrik mulai terajut ketika Rasyid merasa istrinya perlu mengenakan jilbab demi kehormatannya sebagai perempuan. Khalifah yang penurut pun hanya mengangguk. Buntut dari tuntutan itu juga memaksanya membentangkan cadar hingga batas mata. Konsep “cadar-cadaran” ini kembali muncul setelah dahulu pernah diperkenalkan oleh Ayat-ayat Cinta.
Meski sang ayah dan Khalifah sendiri menolak, namun perintah Rrasyid dirasakannya sebagai sebuah kewajiban mutlak sebagai suami. Pandangan miring pun mulai menghujami Khalifah. Banyak masyarakat menuduhnya sebagai istri dari komplotan teroris. Ada yang masih enggan mengutarakan langsung, namun banyak yang bersikap agresif hingga menarik jilbab dan cadarnya.
Benang merah yang dirangkai suradara film 3 Doa 3 Cinta ini lazim dialami banyak biduk rumah tangga. Dengan berfokus pada sosok Khalifah sebagai seorang istri dan perempuan, dari perspektif agama dan moderenisasi, problematika yang disorot tak lepas dari bias gender. Bahkan sebenarnya konflik sudah terasa saat Nurman menyematkan nama Khalifah pada tokoh sentral itu sebagai judul. Nurman yang berlatar belakang pesantren lagi-lagi mengangkat drama pergulatan ideologi Islam yang anyar.
Aguslia Hidayah