Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

220 Arak-arakan Ramaikan Sedekah Bumi Cirebon

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Cirebon - Ruas jalan sepanjang lebih dari 4 km itu terlihat penuh. Sisi kiri, kanan, dan bahkan tengah dipadati warga. Ada yang hendak menonton, berdagang, ada pula polisi yang berjaga. Terdengar pula tangisan kencang seorang anak yang meminta dibelikan es krim, yang menambah ramainya suasana yang sudah padat itu.

Saking padatnya, hampir tak tersisa sedikit pun ruang untuk sekadar bergerak. Alhasil, ruas Pantura tengah Cirebon menuju Indramayu pun lumpuh total pada Jumat (31/12) itu. Kendaraan yang hendak menuju Cirebon maupun Indramayu sudah dialihkan beberapa jam sebelumnya oleh polisi. Yang terjebak terpaksa memarkirkan kendaraannya ke pinggir jalan atau bahkan menumpang parkir di toko milik warga banyak ada di sepanjang ruas jalan itu.

Tujuan mereka cuma satu: melihat arak-arakan sedekah bumi yang setiap tahun rutin dilakukan di Astana Gunung Jati, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. "Waktu pelaksanaannya biasanya sebelum masa tanam padi dimulai dan masa panen ikan di wilayah Cirebon," kata Sutarmin Effendi, ketua panitia sedekah bumi Astana Gunung Jati.

Sedekah bumi merupakan wujud rasa syukur masyarakat petani maupun nelayan Cirebon terhadap sang penciptanya. "Kita telah diberikan bermacam berkah dari bumi Allah. Kini, saatnya kita yang berterimakasih atas semua berkah itu," kata Sutarmin. Wujudnya, selain berdoa, juga dengan membuat berbagai macam replika, mulai replika binatang, orang, wujud wayang dan lainnya.

Dulunya, yang diarak bukanlah replika seperti sekarang ini. Tapi berupa gerobak yang berisi hasil bumi warga, mulai dari padi, ikan, kelapa dan lainnya. Hasil bumi itu diarak di sekitar desa lalu dibawa ke pendopo yang ada di depan Astana Gunung Jati, tempat Sunan Gunung Jati dan keluarganya dimakamkan. Setelah didoakan, warga pun memperebutkan makanan yang sudah diberkahi tersebut.

Kini, seiring dengan perkembangan zaman, wujud rasa syukur pun berubah. Warga membuat replika untuk kemudian diarak. Mereka dibagi berdasarkan kelompok wilayah. Seperti warga RT 01 RW 02, Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati yang membuat replika Gunung Merapi lengkap dengan letusannya. "Kami terilhami dengan meletusnya Gunung Merapi dan Gunung Bromo," kata Nono, koordinator pembuatan replika.

Replika itu dibuat menggunakan bambu yang kemudian dibungkus kertas semen dan dibentuk menyerupai gunung. Biayanya? Menurut Nono sebesar Rp 7 juta yang ditanggung oleh seluruh warga di lingkungannya.

Ada pula replika naga berkepala enam yang dibuat oleh warga Blok Astana, Kecamatan Gunung Jati. Tak tanggung-tanggung biaya yang dikeluarkan untuk membuat naga dengan tinggi lebih dari enam meter dan panjang 10 meter, lengkap dengan hidrolik untuk menggerakkan kepala dan mata naga sebesar Rp 40 juta. "Semua ditanggung oleh warga kami," kata Kusnadi, koordinator pembuatannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Biasanya warga mulai menabung sejak sedekah bumi tahun lalu. "Seluruh warga mulai menabung sejak sedekah bumi tahun lalu berakhir," katanya. Alhasil, terkumpul uang yang cukup banyak untuk membuat naga hidrolik itu.

Besarnya biaya untuk membuat berbagai macam replika memang bukan menjadi masalah bagi warga. "Ini karena kepercayaan warga," kata Sutarmin. Warga percaya, jika ingin mendapatkan panen, baik padi maupun ikan, yang banyak, maka jangan pelit untuk bersyukur. Karena kepercayaan inilah, warga pun sukarela mengeluarkan uangnya.

Arak-arakan ini diikuti oleh 220 peserta dari berbagai wilayah di Cirebon. Replika ini dibawa baik dengan cara didorong oleh tenaga manusia, maupun dengan menggunakan mobil. Saking panjangnya, walaupun replika pertama sudah ada di daerah Krucuk, tempat perputaran arak-arakan, buntutnya masih ada di Gunung Jati.

Masyarakat pun sangat antusias dengan berbagai macam replika yang diarak. "Kami sekeluarga sengaja datang dari Brebes untuk melihat arak-arakan ini," kata Yudi, warga Brebes. Mereka sekeluarga datang sejak pagi, sholat Jumat di masjid Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan, kemudian menunggu di ruas Jalan Gunung Jati. "Ini untuk ngalap berkah," kata Yudi.

IVANSYAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

46 hari lalu

Puluhan ribu warga berpartisipasi dalam Festival Kanda Matsuri, Tokyo. Foto: @tokyoartsandculture
3 Festival Budaya Jepang yang Terbesar di Negeri Sakura

Tiga festival budaya Jepang terbesar yang dirayakan di tanah Jepang.


Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.


Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

28 November 2023

Bupati Keerom Minta Festival Budaya Terus Berkembang

Pemerintah Kabupaten Keerom melaksanakan Festival Budaya Keerom Ke VIII yang dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Swakarsa


Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

21 November 2023

Kaodhi'en, Festival Ketahanan Pangan Lereng Argopuro Desa Klungkung

Ketahanan Pangan sebagai Modal Utama Dalam Implementasi Program Pemajuan Kebudayaan Desa" dan Galang Gerak Budaya Di Kawasan Tapal Kuda


Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

6 November 2023

Euforia Meriah Festival Seni Budaya Kabupaten Keerom

Ribuan masyarakat Kabupaten Keerom tumpah ruah memadati Lapangan Sepakbola Swakarsa, Arso, dalam memperingati Festival Seni Budaya dan Persembahan Hasil Bumi Klasis GKI Keerom, Senin, 6 November 2023.


Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

17 Oktober 2023

Festival budaya Bastar Dussehra di India (utsav.gov.in)
Inilah Festival Budaya Terpanjang di Dunia, 75 Hari Nonstop

Festival budaya Bastar Dussehra sudah berusia lebih dari 600 tahun di India Tengah, dimulai oleh keluarga kerajaan.


Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

24 September 2023

Festival Budaya Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.Dok. BPPD NTB
Melihat Ritual Besoq Gong dalam Perayaan 116 Tahun Desa Wisata Bonjeruk

Tradisi Besoq Gong di Desa Wisata Bonjeruk merupakan salah satu warisan budaya Sasak yang kaya dan unik.


Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

27 Agustus 2023

Haeundae Beach, salah satu pantai yang populer di kota Busan. Selain jadi tujuan bisnis dan MICE, Busan juga menjadi kota wisata leisure. Foto: @the.rhodes.we.travel
Perayaan Korea Culture & Travel Festival 2023 Akan Hadir di 3 Kawasan Jakarta

Penggemar budaya Korea bisa menikmati pilihan kegiatan menarik, hingga mendapatkan harga promosi tiket wisata ke Korea di festival itu.


Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

2 Juli 2023

Peserta Festival Budaya Queer Seoul memegang bendera pelangi besar saat parade di Seoul, Korea Selatan, 1 Juli 2023. REUTERS/Minwoo Park
Festival LGBT Korea Selatan Dihadiri Puluhan Ribu Orang

Penyelenggara acara LGBT memperkirakan sekitar 35.000 orang mengikuti pawai tersebut.


Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

10 Maret 2023

Pembukaan Festival Budaya 2023 memperingati Milad ke-215 Kasultanan Kacirebonan
Milad ke-215, Nantikan Kirab Agung Kasultanan Kacirebonan

Festival ini akan berlangsung selama 5 hari pada tanggal 9 -13 Maret 2023 di lingkungan Keraton Kacirebonan di Kota Cirebon, Jawa Barat.