The Kennedy Center, pusat seni pertunjukan di Washington, di mana Taylor menjadi direktur artistik jazz sejak tahun 1994, menyebutnya sebagai "seorang negarawan besar dan duta besar untuk jazz di seluruh dunia."
"Kami berterima kasih atas persahabatan dan pengabdian Dr Taylor dan pengaruhnya pada jazz," kata Darrell Ayers, vice presiden pendidikan dan jazz di Kennedy Center, dalam sebuah pernyataan.
Mewakili keluarga, putri Taylor, Kim Taylor-Thompson mengatakan penyebab kematian ayahnya adalah gagal jantung.
Taylor lahir di Greenville, North Carolina pada tahun 1921 dan pindah ke New York di mana ia bermain bersama Ben Webster, dan musisi jazz hebat lainnya seperti Miles Davis, Charlie Parker, Billie Holiday, dan Ella Fitzgerald.
Dia mulai bermain profesional pada tahun 1944, dan membentuk trio sendiri, serta menghasilkan lebih dari 300 lagu yang didukung oleh legenda masa depan, seperti Charles Mingus.
Lagu-Nya "I Wish I Knew How It Would Feel to Be Free" menjadi lagu "wajib" atau lagu "kebangsaan" bagi gerakan hak-hak sipil. Tapi Taylor kurang terkenal sebagai pemain dari salah satu pendukung musik jazz paling vokal.
Di TV dan radio, Taylor mengembangkan program jazz, yang disiarkan di seluruh Amerika Serikat. Ia juga mengajarkan jazz kepada orang-orang melalui berbagai cara, termasuk di Universitas Yale dan Universitas Massachusetts-Amherst, di mana ia mendapat gelar PhD dan mengajar sebagai profesor.
Sepanjang karirnya, Taylor pernah dianugerahi National Medal of Arts pada tahun 1992, diangkat menjadi National Endowment for Jazz, serta menerima lebih dari 20 gelar kehormatan.
Taylor, yang tinggal di Riverdale, New York, meninggalkan seorang istri, Theodora, dan putrinya. Putranya, Duane, meninggal pada tahun 1988
REUTERS | HAYATI MAULANA NUR