Pengumuman itu dibacakan panitia dalam penutupan festival yang berlangsung tadi malam, Ahad (26/12), di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. "Festival Teater Jakarta tak hanya menjadi festival rutin. Kami ingin kegiatan ini besar sebagai peristiwa budaya. Tentu tak sedikit waktu, energi dan dana yang kita butuhkan," ujar ketua panitia festival, Agus Arya Dipayana.
Pemilihan apra pemenang dilakukan oleh dewan juri, yang terdiri dari Putu Wijaya, Nano Riantiarno, Ratna Sarumpaet, Dindon WS dan Franky Raden. Dewan juri memilih kelompok dan seniman yang berhak atas 11 penghargaan, meliputi Grup Terbaik, Grup Favorit, Grup yang Dipujikan, Sutradara Terbaik, Artistik Terbaik, Aktor dan Aktris Terbaik, Aktor dan Aktris Pembantu Terbaik, Penata Musik Terbaik dan Naskah Asli Terbaik.
Selain Stage Corner Community, sejumlah grup teater lain juga meraih penghargaan dalam festival tahun ini. Grup Teater Dipujikan disandang oleh Teater Legiun dengan sutradara Ibas Aragi dan membawakan lakon "Siau Ling" karya Remy Sylado. Teater Amoeba dengan lakon "Nabi Kembar" karya Slawmir Mrozek mendapat penghargaan Grup Teater Favorit.
Tujuh kategori penghargaan lainnya adalah penata musik terbaik diberikan kepada Didit Alamsyah dari Stage Corner Community. Grup teater ini juga mendapatkan penghargaan untuk penata artistik terbaik.
Pemeran pembantu pria terbaik diberikan kepada Luthfi Aziz, pemeran Profesor Melchior dari Teater Amoeba. Adapun penghargaan pemeran pembantu wanita terbaik disandang oleh Sintya Sakraw dari Stage Corner Community. Ia berperan sebagai Manggali.
Joind Bayuwinanda, sutradara Teater Amoeba sekaligus aktor yang berperan sebagai Wali, muncul sebagai pemeran utama pria terbaik. Adapun penghargaan pemeran utama wanita terbaik diberikan kepada Lina Eren dari Teater Mode, yang memerankan tokoh Nenek dalam lakon "Nenek Tercinta". Penghargaan sutradara terbaik diberikan kepada Dadang Badoet dari Stage Corner Community.
Ismi Wahid