"Pengalaman berkarya dan kemampuan kreatif kesenimanan mereka menjadi ekspresi individual mereka," ujar Ketua Komite Tari DKJ, Deddy Luthan. Forum Koreografi ini tak lain adalah wadah bagi koreografer muda untuk berkarya.
Pertunjukan hari pertama menampilkan garapan koreografi tari modern dan kontemporer. Mereka adalah Anindya Febrina dengan karya "Bianglala". Karya yang ia tampilkan adalah sebuah cerita cinta segitiga antara satu lelaki dan dua perempuan. Di sebuah bangku taman kosong, pengkhianatan cinta itu terjadi. Hingga akhirnya, si lelaki kehilangan dua perempuan itu.
Koreografer lain yang ditampilkan adalah Rina Yunus dengan karyanya berjudul "Bola". Rina mencoba menempatkan bola sebagai objek yang terus dieksplorasi dalam karya tersebut.
Baik Anindya maupun Rina, mereka masih kental memanfaatkan gerak tari modern yaitu balet. Lain halnya dengan karya Siko Setiawan. Malam itu Siko menampilkan karya berjudul "Simbiosa". Gerakan tari yang ia ciptakan sangat kontemporer. Ia lebih banyak mengeksplorasi tubuh.
Sedangkan pertunjukan hari kedua menampilkan koreografer tari seperti Sitty Suryani dengan karyanya "Tikar Terbentang Dendang Menghilang", Aris Setiawan dengan "Ruwat" dan "Tradisi yang Menari" oleh Besar Widodo.
Ismi Wahid