Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nyanyi Rindu Laskar Pelangi  

image-gnews
Pagelaran drama musikal
Pagelaran drama musikal "Laskar Pelangi" di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Jakarta (16/12/10) TEMPO/ JACKY RACHMANSYAH.
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Di pelataran SD Muhammadiyah Gantong, yang bangunannya reot dan nyaris roboh, sembilan murid berkumpul dengan wajah murung. Sementara itu, ibu guru Muslimah tampak menggenggam sepucuk surat dari salah seorang murid kesayangannya yang tak hadir: Lintang.

Surat perpisahan itu mulai dibaca. Tokoh Lintang melantunkan aria di sudut panggung berterap tinggi, yang tertutup oleh ornamen rumput kering. Alkisah, ayah Lintang meninggal. Karena itu, ia terpaksa rela kehilangan sekolah, sahabat, dan tempat bermainnya untuk bekerja menghidupi kedua adiknya.

Kesedihan seketika meruap di wajah anak-anak itu. Kepergian Lintang--anak yang jenius itu--menumbuhkan keputusasaan. Ikal setengah berlari mengejar kepergiannya. Memanggil nama sahabatnya itu dengan pilu. Perpisahan murung yang tak terelakkan.

Sepanjang tiga pekan ke depan, Teater Jakarta di Taman Ismail Marzuki bakal dipenuhi celoteh suka-duka dan merdunya aria dari para pemain musikal Laskar Pelangi. "Ini pengalaman pertama kali membuat pertunjukan musikal yang cukup besar. Mumpung ada venue yang memadai," ujar produser, penulis naskah, dan lirik Mira Lesmana.

Pertunjukan semegah itu melibatkan banyak pemain. Bahkan masing-masing pendendang utama sampai dipersiapkan tiga lapis. Audisi memang diprioritaskan pada kemampuan menyanyi. Baru kemudian disusul olah tubuh dan olah peran. "Yang paling penting adalah vokal. Maka kami berusaha jemput bola mengadakan audisi di kantong-kantong sekolah musik," kata Mira. Boleh dibilang, ini sebuah proyek yang berani karena Mira menjaring pemain-pemainnya bukan dari kalangan profesional.

Lakon yang diadaptasi dari novel laris karya Andrea Hirata ini melejit saat diproduksi dalam bentuk film berjudul Laskar Pelangi arahan sutradara Riri Riza. Menurut Mira, ada sedikit perbedaan antara film dan bentuk musikalnya. Kehidupan masyarakat kampung Gantong, Belitong, dan kuli-kuli PN Timah, yang hanya disinggung sedikit dalam film, ditampilkan dengan porsi lebih banyak. "Konteks sosial seperti keadaan ekonomi di Belitong saat itu akan lebih dikemukakan. Tapi spirit Laskar Pelangi yang pantang menyerah tetap ada," Mira menjelaskan.

Memang menggarap perhelatan panggung dan film sangat berbeda. Ini dirasakan oleh sutradara Riri Riza sebagai tantangan. Bentuk musikal mau tidak mau berkiblat pada gaya Broadway, New York, Amerika Serikat. "Tapi di sini kami harus mencari kelebihan kami. Local content sebagai budaya Melayu harus dimunculkan," kata Riri.

Content budaya Melayu ini terlihat jelas dalam beberapa koreografi yang diciptakan oleh Hartati. Lalu Erwin Gutawa sebagai komposer lagu juga memberi sentuhan warna musik Melayu dalam orkestrasinya.

Hampir semua dialog diucapkan dalam bentuk libretto. "Dialog yang diucapkan hanya 5 persen," ujar Mira. Ia yakin komunikasi dalam bahasa Indonesia masih cukup pantas untuk di-libretto-kan karena dialog lagu adalah ungkapan perasaan dan ekspresi pada saat itu.

Yang menarik adalah penggunaan orchestra pit di dasar panggung. Para pemain orkestra ditempatkan di bawah panggung. Sedangkan dirigen, Erwin Gutawa dan Susanto Sonyol, yang memimpin orkestra bergantian, berada di depan panggung, badannya tepat terlihat oleh pemain drama dan orkes, tapi tak mengganggu penonton. Ruang ini cukup membantu produksi musik lebih terkumpul, sehingga tak mengganggu penonton yang berada di depan.

Garapan Jay Subyakto sebagai penata panggung juga sangat luar biasa. Properti dan ornamen panggung didesain dengan sangat realis. Suasana pabrik PN Timah lengkap dengan warung di kanan-kiri serta pagar besi yang bisa ditutup-buka. Atau gambaran padang rumput dengan dua terap lapis yang bisa dengan mudah dilalui sepeda dengan bebas. "Seluruhnya ada 12 set panggung," kata Jay.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setting panggung paling rumit, tutur Jay, adalah ketika lagu Sahabat Alam diperdengarkan. Hanya dalam waktu 8 menit, 5 setting panggung diperlihatkan. Pergantian yang sangat cepat membutuhkan ketepatan waktu yang cukup rumit. Ada pantai, padang rumput, perumahan, sekolah, bahkan hujan. Ya, Jay membuat hujan dengan air sungguhan yang keluar dari pipa. Di bawahnya, ia membikin got buatan untuk menampung air tersebut.

Sayangnya, secara pengadeganan, musikal ini terkesan hanya memindahkan garapan film ke atas panggung. Tak banyak tafsir ulang dari film yang sudah dibuat. Meski begitu, koreografi, kemampuan vokal pemain, dan visualisasi artistik yang luar biasa mampu menutupi kekurangan itu.

ISMI WAHID

Komposisi dalam Warna Melayu

Satu yang penting dan akan terus melekat dari sebuah pertunjukan musikal, tentu saja, unsur musiknya. Ia mampu membangkitkan ingatan kita akan adegan cerita yang dibangun dalam drama musikal tersebut. Untuk itu, komposer Erwin Gutawa sangat berhati-hati dalam penciptaan lagu untuk musikal Laskar Pelangi. "Lagu harus bisa mengekspresikan adegan pada saat dinyanyikan," ujar Erwin.

Menurut Erwin, ia harus membuat lagu dan mencari nada dasar yang sama untuk tiga lapis pemain. "Saya sangat beruntung, prioritas audisi pemain ada di vokal," katanya.

Meski berbasis musik Barat, dalam garapan musikal Laskar Pelangi, Erwin memasukkan warna musik Melayu dengan tambahan alat perkusi tradisional maupun akordeon. Untuk melatih vokal dengan gaya cengkok Melayu, Erwin dibantu oleh Nyak Ina Raseuki atau akrab disapa Ubiet.

Bagi Erwin, penggarapan musikal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri. Dan ini pengalaman pertamanya mengkomposisi lagu musikal dalam jumlah yang sangat besar. Lagu aria termasuk score berjumlah 19 karya. "Ini gila," ujarnya.

ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.